GAZA, KOMPAS.TV - Dua hari jelang gencatan senjata, serangan rudal militer Israel masih membombardir Jalur Gaza pada Kamis (16/01) malam waktu setempat, 72 orang tewas.
Gencatan senjata jadi asa di tengah perang yang terus berkecamuk.
Warga Gaza menyambut rencana gencatan senjata penuh suka cita.
Selama 15 bulan, warga Gaza hidup dalam ketakutan. Perang merenggut harapan akan kedamaian.
Indonesia menyambut baik rencana gencatan senjata yang dilakukan Israel dengan Hamas.
Gencatan senjata membawa harapan akan kemerdekaan Palestina, yang juga didorong Indonesia.
Usai melakukan mediasi panjang bersama Qatar, Mesir dan Amerika Serikat, Perdana Menteri Qatar, Sheikh Mohammed bin Abdulrahman Al Thani bilang kesepakatan gencatan senjata mulai berlaku efektif pada 19 Januari mendatang.
Sementara, Presiden Amerika Serikat, Joe Biden mengklaim kesepakatan gencatan senjata Israel dengan Hamas memakan waktu delapan bulan dan dinegosiasikan di bawah perintahnya.
Setidaknya, serangan brutal Israel sejak Oktober 2023 silam telah menewaskan lebih dari 46 ribu jiwa dan 110 ribu lainnya mengalami luka-luka.
Kesepakatan ini diharapkan menjadi perdamaian dan ketenangan bagi seluruh warga Gaza dari gempuran serangan militer Israel.
Dua hari menjelang gencatan senjata antara Israel dan Hamas, serangan Israel masih berkecamuk di Jalur Gaza.
Apakah perjanjian kesepakatan ini akan berlaku efektif pada Minggu (19/01)?
Sudah bersama kami Pengamat Timur Tengah, Musthafa Abdul Rahman.
Baca Juga Gencatan Senjata di Gaza Berlaku 19 Januari 2025, Apakah Israel-Hamas akan Penuhi Komitmen? di https://www.kompas.tv/internasional/567804/gencatan-senjata-di-gaza-berlaku-19-januari-2025-apakah-israel-hamas-akan-penuhi-komitmen
#gaza #gencatansenjata #israel
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/internasional/567841/israel-masih-serang-gaza-jelang-gencatan-senjata-ini-kata-pengamat-timur-tengah