KOMPAS.TV - Keluarga Kompol Anumerta Ryanto Ulil Anshar mengungkapkan rasa sedih, marah, dan kecewa atas kehilangan yang mereka alami.
Kesedihan keluarga semakin mendalam karena pelaku yang merenggut nyawa Ryanto bukanlah orang lain, melainkan rekan tugasnya sendiri, AKP Dadang Iskandar, Kabag Ops Polres Solok Selatan.
Keluarga meminta Kapolri dan jajaran Polri menegakkan keadilan dalam kasus penembakan tragis ini.
Polda Sumatera Barat telah menutup aktivitas tambang galian C ilegal yang menjadi akar permasalahan insiden tersebut.
Satu unit alat berat diamankan dari lokasi tambang, dan kini polisi memburu pemilik tambang ilegal itu.
Sementara itu, WALHI Sumatera Barat meminta Kapolri mengambil alih kasus ini agar tidak menimbulkan konflik internal dan menjadi momentum untuk membersihkan Polri dari oknum yang terlibat dalam kejahatan lingkungan.
Selain menyelidiki kasus pembunuhan Kompol Anumerta Ryanto, Polri juga dituntut untuk mengusut tambang ilegal yang menjadi latar belakang insiden tersebut.
Tindakan ini dinilai penting untuk memberantas oknum yang menjadi "backing" kejahatan, termasuk dalam kasus tambang galian C ilegal.
Kasus ini menjadi ujian besar bagi institusi Polri, yang diharapkan mampu menunjukkan komitmen dalam menegakkan hukum tanpa pandang bulu, baik terhadap pelaku kejahatan lingkungan maupun oknum yang mencoreng nama baik kepolisian.
#polisitembakpolisi #polisi
Baca Juga Banjir Ponorogo, Rumah Dua Lantai Terseret Arus Air, Begini Keadaan Penghuninya di https://www.kompas.tv/regional/555722/banjir-ponorogo-rumah-dua-lantai-terseret-arus-air-begini-keadaan-penghuninya
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/nasional/555723/ketua-pbhi-angkat-bicara-soal-dugaan-beking-tambang-di-kasus-polisi-tembak-polisi