DEPOK (eNBe Indonesia) - Pangan lokal menjadi solusi terbaik di tengah fenomena krisis pangan dunia saat ini. Pada tahun 2023, sekitar 282 juta orang di 59 negara menghadapi krisis pangan akut, meningkat 24 juta orang dibandingkan tahun sebelumnya.
Sebaliknya, dari jumlah penduduk dunia, total 8,2 miliar lebih, penduduk dunia yang mengalami obesitas mencapai lebih dari 1 miliar pada tahun 2022. Obesitas telah menjadi masalah kesehatan global yang meningkat pesat dalam beberapa dekade terakhir, terutama pada anak-anak dan remaja.
Umat Katolik di Paroki Santo Herkulanus Depok membangkitkan kesadaran terhadap isu penting ini. Pada 19-20 Oktober 2024, umat Katolik menggelar makanan pangan lokal, dinikmati seluruh umat setelah Perayaan Misa.
Dalam perayaan misa, Pastor Paroki Santo Herkulanus Depok, Romo (RD) Agustinus Surianto Himawan, mengajak umat mencintai pangan lokal, merayakan Hari Pangan Sedunia dengan semangat berbagi dan peduli.
"Mari kita tingkatkan kesadaran akan pentingnya pangan yang berkualitas dan dukung upaya melawan kelaparan di sekitar kita. Setiap makanan yang kita nikmati adalah berkat yang harus kita syukuri dan sebarkan. Bersama. kita bisa menciptakan dunia yang lebih baik untuk semua," ujarnya.
Di akhir Perayaan Misa, Romo Agus kembali menghimbau umat, juga anak-anak, untuk tidak mengonsumsi junk food selama satu bulan (20 Oktober-19 November 2024), tetapi mengonsumsi pangan lokal.
Harapannya, kata Romo Agus, 1000 KK di Paroki Santo Herkulanus membeli pangan lokal setiap hari sebesar Rp15.000 atau Rp15 juta perhari (Rp450 juta selama 1 bulan), dan ini jadi sumbangan bagi petani lokal.
Ingat, konsumsi makanan yang segar dan minim proses pengolahan dari bahan-bahan lokal dapat meningkatkan kesehatan, karena biasanya makanan tersebut lebih bergizi.
Sebaliknya, junk food justru berakibat buruk bagi kesehatan karena merupakan makanan tinggi kalori dari gula dan lemak, namun rendah nilai gizi penting seperti protein, serat, vitamin, dan mineral.
Konsumsi junk food yang berlebihan akan picu kenaikan berat badan dan obesitas, penyakit jantung dan tekanan darah tinggi, diabetes tipe 2, dan masalah pencernaan.***