SUKOHARJO, KOMPAS.TV - Seorang pemuda di Desa Triyagan, Kecamatan Mojolaban, Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, berhasil mengubah tanah kosong milik keluarganya menjadi agrowisata buah kelengkeng.
Para pengunjung yang datang bisa langsung menyerbu salah satu pohon kelengkeng, yang sudah matang dan siap dipetik. Para pengunjung yang sudah dibekali alat pemotong dan tas, dapat langsung memilih dan memetik buah kelengkeng tersebut.
Pengunjung agrowisata buah kelengkeng ini tidak hanya datang dari orang dewasa, namun juga anak-anak yang cukup antusias. Agrowisata ini memang berbeda dengan agrowisata lainnya, karena pengunjung tidak hanya bisa menikmati keseruan makan buah kelengkeng sepuasnya. Selain itu, pengunjung juga bisa belajar mengenai cara memetik sekaligus berkebun buah kelengkeng.
"Kita sambil liburan mengisi waktu luang sisa jadi mahasiswa, sambil belajar metik kelengkeng. Seru banget bisa belajar hal baru dan buahnya juga manis-manis, enak banget," ucap Dea, pengunjung.
Sementara itu, Muhammad Nurwicaksana, pemilik agrowisata buah kelengkeng, menjelaskan lahan seluas 5.000 hektar ini menurut rencana dulu akan digunakan sebagai perumahan rakyat oleh keluarganya.
Namun, karena terdampak pandemi Covid-19 dan terdapatnya pembatasan keluar rumah, ia pun berkebun bersama ibunya. Bermula dari puluhan bibit kelengkeng, kini dikembangkan sudah terdapat 270 pohon kelengkeng, yang berhasil ditanam dan berbuah lebat.
"Kita bangun ini (kebun) 2020, pada saat (pandemi) covid kan. Dan kita buat kebun buat hobi aja. Lama-kelamaan tambah banyak, tambah subur, akhirnya kita bisniskan itu pada 2024 ini," jelas Nurwicaksana.
Pengunjung bisa memakan sepuasnya buah kelengkeng saat memetik, dalam waktu sekitar 15 menit, hanya dengan membayar Rp45.000. Namun, bagi pengunjung yang kurang puas, atau hanya ingin membawa pulang, buah kelengkeng dibanderol harga bervariasi tiap kilogramnya, mulai Rp35.000 per kilogram hingga Rp75.000 per kilogram.
#agrowisata #sukoharjo #kelengkeng
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/528532/cukup-rp-45-000-petik-dan-makan-sepuasnya-di-agrowisata-kelengkeng
