Sejak masa pandemi berakhir, pemerintah langsung mendorong agar semua sektor bisa terdigitalisasi, termasuk UMKM. Hal tersebut berkaca pada melejitnya sektor ini ketika masa pandemi, di mana semua orang melakukan transaksi melalui ponselnya masing-masing.
Dua tahun lalu, Presiden Joko Widodo, memerintahkan percepatan transformasi digital untuk usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di tanah air. Bahkan, sebanyak 30 juta UMKM direncanakan sudah masuk (onboarding) ke dalam ekosistem digital pada 2024 ini.
Patut dipahami, saat itu salah satu penopang ekonomi masyarakat agar mampu bertahan di tengah terjangan Pandemi adalah UMKM, sehingga pemerintah ingin mempertahankan agar sektor ini bisa tetap bertahan meski dihempaskan badai apapun.
Sektor UMKM tercatat berkontribusi 61 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), atau setara Rp9.580 triliun. Indonesia sendiri memiliki 65,5 juta UMKM (99%) dari keseluruhan unit usaha.
Terkait hal ini, kita akan bertanya langsung kepada Bank Amar bagaimana cara perusahaan dalam mendukung proses digitalisasi keuangan terhadap UMKM di tanah air, apa tantangan dan strategi mereka untuk merangkul usaha kecil ini untuk bertahan, atau bahkan naik kelas.