Simak Cara Pemerintah Agar Orang RI Tak Ramai Berobat ke Luar Negeri

2024-06-04 2

OBOR TIMUR.COM - Pemerintah memperkirakan bahwa uang senilai 100 triliun rupiah akan ke luar negeri untuk pengobatan medis.

Direktur Utama Pertamina Bina Medika Indonesia Healthcare Corporation (IHC) Mira Dyah Wahyuni mengungkapkan nilai tersebut banyak berasal dari satu pulau, yakni Sumatera.

Dia menyatakan bahwa hal itu disebabkan oleh lokasinya yang lebih dekat dengan Malaysia dan Singapura.

Dia menambahkan bahwa karena itulah pemerintah memutuskan untuk membangun rumah sakit internasional di Bali dengan tujuan untuk secara bertahap mengurangi uang keluar negeri.

"Kenapa Sumatera? Karena jarak juga lebih dekat. Target dengan adanya Bali internasional Hospital, jadi pasien dari Sumatera mungkin ngga sebesar itu, jadi kita lebih banyak targetkan dari Jawa, Kalimantan, Sulawesi, tentu berapa angka untuk turun? itu ada stepping stone, ngga langsung bisa Rp 100 triliun, mungkin secara bertahap 10% dulu lalu naik," katanya.

Rumah Sakit Internasional (RS) yang akan dibuka di Bali akan berkonsentrasi pada penyakit kanker dan jantung, tetapi RS juga akan mempertimbangkan bidang lain.

"Untuk penyakit lain secara bertahap akan dikuatkan juga. Karena seperti syaraf, stroke, ortophedi masih banyak juga pergi ke luar negeri, dan di 2024 saat dibuka Bali internasional hospital, kita kuatkan di jantung dan kanker sehingga yang Rp 100 triliun uang tadi bertahap juga," kata Mira.

Rumah sakit internasional Bali menarik pasien dalam negeri untuk berobat ke luar negeri dan wisatawan dari luar negeri untuk berobat ke Indonesia.

"Yang diincar bukan hanya wisatawan outbound, orang Indonesia yang pergi ke luar negeri untuk berobat, tapi kita juga inbound, berharap traveler mancanegara datang ke Bali. Didukung banyak maskapai langsung seperti India, Jepang lalu Australia," kata Mira.
Kehadirannya memberikan layanan melalui dokter dari luar negeri dan mahasiswa kedokteran Indonesia yang sudah lulus dari negeri juga akan menarik.

"Jadi selain dokter diaspora, dokter asing juga dipermudah untuk mendapat izin praktek, juga ada hal lain obat-obatan yang mungkin belum beredar di Indonesia, tapi biasa digunakan di luar negeri untuk pengobatan, kita bisa provide. Obat-obatan umumnya seperti kanker, obat kanker di RI masih terbatas, kita bisa adakan di Bali ini nanti," sebut Mira.***