KENDARI, KOMPAS.TV - Seorang menantu menyewa pembunuh bayaran untuk membunuh mertua di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Dia mengaku dendam karena sang mertua kerap mencampuri urusan rumah tangganya.
Novi Damayanti butuh lebih dari sekadar air mata buaya untuk mengelabui polisi.
Personel Polresta Kendari curiga dengan pengakuannya yang berubah-ubah.
Terutama saat mengaku menjadi korban begal bersama Mirna, mertuanya.
Saat lapor polisi, Novi mengaku dibegal empat orang di kawasan Kantor DPRD kota kendari.
Novi mengaku dipukul begal sedangkan mertuanya tewas dengan 10 tusukan senjata tajam.
Kecurigaan polisi terbukti dari keterangan saksi dan sejumlah barang bukti, polisi menangkap Muhammad Firmansyah alias Cimank sang eksekutor di wilayah Poasia, Kota Kendari, Selasa (16/04) lalu.
Saat digerebek Tim Resmob Polda Sultra dan Tim Buser 77 Satreskrim Polresta Kendari, Novi juga ada di rumah Firman.
Kecurigaan polisi kian kuat karena dari tangan pria 21 tahun ini, didapati barang-barang perhiasan dan ponsel milik korban.
Namun, polisi harus kerja keras untuk mencari senjata tajam yang digunakan untuk membunuh korban.
Pisau dapur yang dipakai pelaku ditemukan di dasar danau Jalan Madusia, tak jauh dari lokasi pembunuhan.
Dia dijanjikan imbalan Rp75 juta untuk membunuh mertua Novi.
Kini, air mata buaya Novi berubah jadi air mata penyesalan dan seperti di hadapan jasad mertua, air mata Novi tak akan bisa mengubah jerat pasal pembunuhan berencana yang diberikan polisi dengan ancaman maksimal hukuman mati.
Baca Juga Ini Kronologi dan Alasan Menantu Perempuan 'ND' Dalangi Pembunuhan Ibu Mertua Sendiri! di https://www.kompas.tv/video/500949/ini-kronologi-dan-alasan-menantu-perempuan-nd-dalangi-pembunuhan-ibu-mertua-sendiri
#menantubunuhmertua #pembunuhan #kendari
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/501153/menantu-dalangi-pembunuhan-mertua-mengaku-dendam-dicampuri-urusan-rumah-tangga