Ini Suasana Liturgi Jumat Agung di Basilika Santo Petrus Vatikan Dipimpin Paus Fransiskus SJ dan Kotbah Disampaikan Kardinal Raniero Cantalamessa,Jumat Petang, 29 Maret 2024. Dimana Umat Katolik Diminta Menghayati Makna Pengorbanan Yesus Mati di Kayu Salib
VATIKAN, DIO-TV.COM, Sabtu, 30 Maret 2024 – Paus Fransiskus SJ (87 tahun) pimpin Liturgi Kisah Sengara dan Wafat Yesus, Jumat Agung, 29 Maret 2024.
Jumat Agung adalah satu-satunya hari dalam setahun yang tidak merayakan Misa Kudus.
Gereja merayakan Liturgi Sengsara Tuhan, tiga bagian: Liturgi Sabda, yang berpuncak nyanyian Sengsara menurut Adorasi Salib; dan penerimaan Komuni Kudus.
Setelah pewartaan Sengsara, Kardinal Raniero Cantalamessa, Pengkhotbah Rumah Tangga Kepausan, menyampaikan homily.
Dengan mengambil sebagai titik tolak kutipan: “Apabila kamu meninggikan Anak Manusia, maka kamu akan menyadari bahwa Akulah”.
Raniero mengamati, "Firman Kristus memiliki makna universal menantang mereka membacanya, di setiap zaman dan situasi, termasuk zaman kita."
Ranieo mengatakan, kita terus meneruskan gagasan tentang Tuhan yang diubah oleh Yesus.
Di hadapkan makhluk manusia, Tuhan dapati diri-Nya tidak memiliki kapasitas apa pun, tidak hanya bersifat memaksa, tetapi defensif.
Kematian Tuhan disaksikan banyak orang dan melibatkan otoritas agama dan politik tertinggi, namun setelah Yesus bangkit.
Yesus hanya menampakkan diri kepada beberapa murid, tanpa sorotan.
Dengan cara ini, Yesus memberi tahu kita bahwa setelah menderita, kita tidak boleh mengharapkan kemenangan yang terlihat dan terlihat.
Raniero menekankan kata-kata Tuhan yang menenteramkan hati kepada umat beriman.
Kardinal Raniero Cantalamessa mengakhiri khotbahnya dengan mengatakan undangan Tuhan tidak mengecualikan siapa pun.***