JAKARTA, KOMPAS.TV - Belakangan ini Nasdem jadi primadona politik baru. Setelah jagonya, Anies Baswedan kalah di pemilihan presiden 2024, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh memberi selamat kepada Prabowo Subianto yang merupakan presiden terpilih.
Bahkan dengan karpet merah, Prabowo disambut Surya Paloh pada Jumat (22/3/2024) lalu di kantor Partai Nasdem di Menteng, Jakarta.
Prabowo mengajak surya bergabung dengan koalisinya dan Surya menjawab, "masih fifty-fifty".
Lalu lebih berat ke mana posisi fifty-fifty Nasdem sebenarnya?
Apakah lebih berat bersama Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar yang memilih menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi atau sudah ringan menuju koalisi pemerintahan Prabowo-Gibran hingga 2029?
Seperti hendak memberi kesan bersama jagonya di pilpres, Jumat (22/3/2024) petang, Surya mengajak Anies buka puasa bersama di tempat yang sama, kantor Partai Nasdem, bedanya tanpa karpet merah.
Usai bertemu Surya, Anies menyampaikan bahwa Surya dan Nasdem masih bersamanya.
Soal bergabung koalisi dan masuk kabinet Prabowo-Gibran, Anies tak mempersoalkan.
Merangkul yang kalah untuk memperkuat posisi di pemerintahan selama 5 tahun adalah hal biasa.
Sama halnya dengan Jokowi yang merangkul Prabowo Subianto, lawannya di pilpres 2014 dan 2019, kemudian Zulkifli Hasan dan Partai Amanat Nasional di ujung periode kedua, Jokowi-Ma'ruf Amin.
Baca Juga KPU Kumpulkan Anggota Divisi Hukum, Bahas Persiapan Hadapi Gugatan Sengketa Pemilu 2024 di https://www.kompas.tv/video/495492/kpu-kumpulkan-anggota-divisi-hukum-bahas-persiapan-hadapi-gugatan-sengketa-pemilu-2024
#tpnganjar-mahfud #sengketapemilu #nasdem
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/495501/analisis-charta-politika-soal-nasdem-50-50-koalisi-atau-oposisi-bermain-2-kaki