SORONG, KOMPAS.TV - Akibat musim kemarau berkepanjangan, hasil panen petani cabai dan tomat menurun hingga lima puluh persen. Hal ini menyebabkan petani kurang omset.
Petani cabai dan tomat di Sorong, Papua Barat Daya, mulai gelisa dengan cuaca panas berkepanjangan saat ini. Karena mereka kesulitan mendapatkan air untuk usaha pertanian.
Salah satu petani mengaku, biasanya mereka hasil panen cabai tiga ton dalam sekali panen dan tomat bisa mencapai enam ton sekali panen saat musim normal, namun saat ini hanya bisa panen setengahnya saja. Selain itu hama tanaman juga menjadi masalah saat musim kering tiba sehingga petani menjadi rugi.
Saat ini harga tomat yang dibeli tengkulak ke petani sangat murah yakni hanya Rp 13.000 saja, namun harga jual di pasar bisa mencapai Rp 40.000 per kilogramnya.
Petani berharap agar pemerintah bisa mengatur harga di pasaran agar tidak terdapat ketimpangan harga, dari petani ke pengepul dan dari pengepul ke pasar. Selain itu juga mereka berharap agar pemerintah bisa lebih mengutamakan petani lokal dibandingkan petani luar daerah.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/488764/dampak-kekeringan-hasil-pertanian-tomat-cabai-di-sorong-anjlok