SEMARANG, KOMPAS.TV - Di green house berukuran kurang lebih 600 meter persegi ini, Abdul Rozaq memajang ratusan koleksi bunga anggreknya, seperti anggrek bulan atau phalaenopsis, anggrek vanda, cattleya, papphio, dendrobium, oncidium, grammatophyllum, dan banyak jenis lainnya.
Keseharian Abdul Rozaq bekerja sebagai konsultan IT di salah satu sekolah swasta di Kota Semarang. Saat pandemi covid melanda, aktivitasnya terbatasi sehingga ia lebih banyak di rumah. Kesempatan itu dimanfaatkan dengan menyalurkan hobinya yakni merawat tanaman.
Abdul Rozaq memutuskan memilih menekuni bunga anggrek karena selain banyak peminatnya, variannya juga banyak dan harganya yang cenderung stabil.
"Kalau melihat pasar, kata orang anggrek itu harganya stabil, nah itu ketertarikan sendiri kalau berbisnis ya. Kalau kita berbicara dari tanaman hias, anggrek bisa lepas dari tanaman hias karena variannya cukup banyak, harganya stabil, dan para pemainnya atau pembudidayanya juga masih sangat sedikit," ujar Abdul Rozaq.
Yang harus diperhatikan dalam merawat bunga anggrek di daerah tropis seperti Indonesia, menurut Abdul Rozaq yaitu harus mengetahui karakter masing-masing anggrek. Misal untuk kebutuhan cahaya masing-masing anggrek berbeda. Selain itu, kecukupan asupan air dan kelembaban tanaman harus diperhatikan. Waktu yang pas untuk menyiram tanaman anggrek adalah pada pagi hari sebelum pukul 09.00 dan sore hari setelah pukul 15.00.
Harga tanaman anggrek ini mencapai ratusan ribu per satuannya. Dari bisnis ini Abdul Rozaq sanggup meraup cuan puluhan hingga ratusan juta per bulan.
#budidaya #bungaanggrek #semarang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/462989/cuan-dari-hobi-budi-daya-anggrek