MALANG, KOMPAS.TV - Kenaikan harga kedelai membuat perajin harus mengurangi ukuran tempe menjadi lebih kecil dan tipis.
Tidak stabilnya harga kedelai ini membuat perajin tempe di Sentra Industri Tempe Sanan harus memutar otak agar bisa tetap produksi. Harga kedelai yang menjadi bahan baku utama pembuatan tempe hingga saat ini cenderung naik turun.
Kedelai yang sebelumnya berkisar Rp 11.000 per kilogram kini naik menjadi Rp 12.600 per kilogram. Kenaikan harga kedelai ini berdampak langsung pada perajin tempe di Sentra Industri Tempe Sanan ini.
Iwan, salah satu perajin tempe mengaku meski harga kedelai naik, dirinya tetap berupaya agar tetap memproduksi tempe.
Karena tidak mungkin untuk menaikkan harga jual tempe, Iwan terpaksa mengurangi ukuran tempe menjadi lebih kecil dari biasanya. Hal ini dilakukan untuk menutup melambungnya biaya produksi tempe.
"Penghasilan kurang atau labanya menipis, cuma bisa bertahan, ukuran tempe agak dikecilkan ketebalan juga dikurangi," Kata Iwan.
Selain mengurangi ukuran, akibat kenaikan harga kedelai perajin tempe ini juga mengurangi kapasitas produksi.
Jika sebelumnya Iwan bisa menghabiskan 5 kwintal kedelai, namun kini jumlah tersebut harus berkurang menjadi 3-4 kwintal kedelai per hari.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/462820/dampak-harga-kedelai-naik-perajin-tempe-di-malang-perkecil-ukuran