SEMARANG, KOMPAS.TV - Embung Patemon yang dibangun sejak tahun 2016 oleh Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) dengan anggaran sekitar Rp 7 miliar ini memiliki luas sekitar 5.000 meter persegi atau setengah hektar. Sedangkan kedalaman embung mencapai delapan meter.
Lurah Patemon, Muhamad Khosim mengatakan, tujuan pembangunan embung ini untuk menampung air sebagai cadangan menjaga pertanian saat terjadi kemarau panjang seperti saat ini. Namun, karena saat ini lahan pertanian di Kelurahan Patemon sudah jarang, maka pemanfaatan embung ini justru lebih sebagai alternatif wisata bagi warga sekitar sebab udara yang masih sejuk dan bebas polusi.
"Musim kemarau panjang ini ternyata di Embung Patemon masih tetap mengalir dan airnya masih penuh atau tidak surut. Untuk pemanfaat embung saat ini, sebenarnya manfaat awal dipergunakan untuk pertanian, tapi karena di wilayah kami Kelurahan Patemon sudah minim untuk pertanian, untuk pemanfaatan banyak dipergunakan yaitu untuk pengairan kolam di bawah," ujar Muhamad Khosim.
Selain itu, sumber air di kelurahan setempat masih bagus karena dilindungi oleh banyak pohon besar, sehingga selain bisa mengisi embung juga cukup untuk mengaliri pekarangan hingga kebun warga.
Nantinya, embung ini akan dikembangkan menjadi salah satu alternatif wisata bagi warga sekitar. Pihak kelurahan pun terus berupaya mempercantik Embung Patemon ini salah satunya dengan menggelar lomba melukis mural pada tembok embung.
"Untuk saat ini memang pemikiran kami ingin kami kembangkan untuk kegiatan wisata," jelasnya.
Warga sekitar juga terus didorong untuk menggelar berbagai kegiatan di Embung Patemon, sehingga warga bisa terus meramaikannya. Diharapkan ada bantuan untuk menata dan mengembangkan Embung Patemon karena saluran irigasi di Embung Patemon dinilai berpotensi sebagai arena mini rafting.
#embungpatemon #sumberair #semarang
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/453125/kemarau-panjang-air-embung-patemon-di-semarang-masih-melimpah