Malangnya nasib Muhammad Rauf (13), bocah yang meninggal dunia di tangan ibu kandungnya sendiri.
Rauf meninggal dunia setelah disiksa ibu kandungnya, Nurhani (40).
Sejak kecil, Rauf sudah kurang perhatian lantaran orangtuanya bercerai dan ayah menikah lagi.
Rauf tinggal bersama Nurhani yang justru kerap berlaku kasar padanya.
Sebelum meninggal, Rauf sempat disiksa hingga tak sadarkan diri oleh Nurhani.
Dalam kondisi pingsan, Rauf kemudian dibuang Nurhani ke sungai di daerah Bugis, Kecamatan Anjatan, Kabupaten Indramayu pada Rabu (4/10/2023) dini hari.
Penyiksaan tersebut dilakukan Nurhani secara tega hanya karena emosi saat Rauf meminta diberikan ponsel.
Akibatnya, Rauf tewas ditangan ibu kandungnya sendiri.
Saat jasadnya ditemukan oleh warga, bocah malang itu sudah dalam kondisi tubuh dipenuhi luka dan tangan terikat ke belakang.
Peristiwa yang dialami Rauf sontak membuat banyak warga sekitar merasa iba.
Apalagi sejak kecil Rauf sudah menderita lantaran tak terurus usai kedua orangtuanya bercerai beberapa tahun silam.
Rauf selama ini diketahui tinggal bersama neneknya di Dusun Parigi 2 RT 09/04 Desa Parigimulya Kecamatan Cipunagara Kabupaten Subang.
Dilansir dari beberapa sumber, warga sekitar mengenal Muhamad Rauf sebagai remaja yang kerap mencuri.
Dia pernah mencuri kotak amal, mencuri makanan di warung.
Meski demikian, warga di sekitar tempat tinggal Muhamad Rauf tak pernah menaruh dendam kepada anak ini. Mungkin karena warga memahami dengan kondisi yang dialami Muhamad Rauf.
Di balik sisi buruk perilaku Muhamad Rauf, warga juga mengakui ada sisi baiknya.
Muhamad Rauf juga dikenal suka membantu.
Bahkan di kegiatan di lingkungan, dia kerap ikut bergotong royong.
Karena tak mendapatkan banyak perhatian dari keluarga, pendidikan Muhamad Rauf pun putus.
Dia tak lagi bersekolah. Kehidupannya menjadi tak menentu.
Ayah dan ibunya tinggal di daerah yang berbeda, sehingga komunikasi pun jarang.
Kehidupan jalanan pun dilakoni.
Muhamad Rauf selain tinggal di rumah nenek, dia juga kerap tinggal di pos ronda dan tempat umum lainnya.
Untuk makan pun Rauf meminta-minta hingga mencuri.
Menurut kesaksian warga, kakeknya beperilaku mudah marah ketika masih belum terkena stroke.
Disisi lain, Dirno (52), ayah Rauf, sejak berpisah dengan Nurhani, ia juga jarang sekali bertemu dengan anak mereka, Rauf.
Itu sebabnya, ia juga tak tahu, apa yang selama ini terjadi antara Rauf dan ibunya.
Dirno mengaku terakhir bertemu dengan Rauf yaitu satu tahun yang lalu. Sepengetahuan Dirno, Rauf tak lagi melanjutkan pendidikannya setelah lulus SD.
Dirno mengaku tak menyangka anaknya akan tewas dengan cara seperti ini.
"Saya sudah setahun lebih tak komunikasi dan belum pernah ketemu lagi sama anaknya, karena dia tinggal sama ibunya setelah ibunya cerai dengan saya," ujar Dirno.
Dirno meminta pihak kepolisian mengusut tuntas kasus kematian anaknya.