JAKARTA, KOMPAS.TV - Fenomena suhu panas dirasakan warga di sebagian wilayah Indonesia.
Dalam sepuluh hari terakhir suhu di Jakarta berada di angka 35 hingga 37 derajat celcius.
Lebih tinggi satu derajat dari suhu normal musim panas.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, BMKG, menyebut fenomena el nino memicu berkurangnya curah hujan yang berdampak pada musim kemarau panjang.
BMKG memprediksi cuaca panas berlangsung hingga bulan Oktober, lalu berangsur menurun di Desember.
Cuaca panas juga dirasakan di wilayah Tangerang Selatan.
Suhu di wilayah ini mencapai 37,5 derajat celcius dan menjadi yang tertinggi dalam 8 tahun terakhir.
Di Surabaya dan sekitarnya peningkatan suhu panas juga terjadi.
Baca Juga Cuaca Panas DKI Jakarta Dampak El Nino, Begini Kata BMKG di https://www.kompas.tv/video/448130/cuaca-panas-dki-jakarta-dampak-el-nino-begini-kata-bmkg
Namun BMKG menilai suhu masih normal berkisar 33 hingga 35 derajat celcius.
Cuaca panas terik dikeluhkan warga karena mulai berdampak pada kesehatan mereka.
Dewan Pertimbangan PB IDI, Zubairi Djoerban menyebut sejumlah gejala penyakit muncul akibat suhu panas terik. Seperti dari demam, mual dan pusing.
Apa yang menjadi penyebab suhu panas terjadi?
Serta bagaimana langkah antisipatif yang harus dilakukan agar terhindar dari dampak buruk suhu panas?
KompasTV berbincang dengan Guswanto, Deputi Bidang Meteorologi BMKG, bersama dengan Anas Ma'ruf, Direktur Penyehatan Lingkungan Kemenkes.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/448276/cuaca-panas-terik-di-indonesia-diprediksi-hingga-oktober-waspadai-penyakit-yang-bisa-muncul