Warga di 25 Desa di Sragen Butuh Air Bersih

2023-09-12 33

SRAGEN, KOMPAS.TV - Butuh waktu satu jam lebih, untuk menuju Desa Banyu Urip, Kabupaten Sragen, Jawa Tengah. Tidak mudah menuju desa yang dituju. Jalan yang rusak dan menanjak, menjadi tantangan truk tangki pembawa air bersih.

Dukuh Sembu dan Dukuh Genengsari, dua dari delapan dukuh di Banyu Urip yang terdampak krisis air bersih paling parah. Warga harus antre air bersih setiap badan penanggulangan bencana, palang merah, atau donatur masyarakat datang. Juhari, Warga Desa Banyu Urip mengatakan, lelaki dan perempuan mengangkut ember demi bisa menyimpan air bersih karena air disana tidak dapat dikonsumsi.

"15 sampai 20 itu airnya tidak bisa dikonsumsi, asin, dan untuk mandi saja lengket," ujar Juhari.

Wilayah yang terdampak krisis air bersih tersebar di 69 dukuh, 25 desa di 6 kecamatan. Hal ini terjadi akibat kemarau yang berkepanjangan di wilayah Kabupaten Sragen. Ketua Alumni SMEA Muhammadiyah 1 Sragen, Suyono, mengatakan, Desa Banyu Urip dipilih karena merupakan daerah Sragen paling utara yang sangat terdampak kekeringan.

"Karena daerah Sragen paling utara yang sangat-sangat terdampak kekeringan untuk tahun ini," ungkap Suyono.

Data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sragen, sejak bulan Juni hingga 10 September 2023, tercatat sudah 22.962 jiwa atau 6.314 keluarga yang terdampak akibat kekeringan tahun ini. Sementara itu, Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika ( BMKG) memperkirakan akhir musim kemarau dan awal musim hujan, akan terjadi pada bulan November 2023 mendatang.

#krisisair #bmkg #sragen

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/442692/warga-di-25-desa-di-sragen-butuh-air-bersih