GUNUNGKIDUL, KOMPAS.TV - Perlombaan unik dan menarik selalu menjadi tradisi saat peringatan HUT Kemerdekaan Republik Indonesia. Di Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta warga tidak lagi melakukan lomba panjat pohon pinang lagi. Selain harganya yang mahal, keberadaan pohon pinang kini sudah langka. Warga pun mengganti pohon pinang menjadi pohon pisang yang mudah dicari.
Aturannya pun masih sama, panitia melumuri pohon pisang dengan lumpur lalu mengikat sejumlah hadiah di puncak pohon. Meski lebih pendek, namun tingkat kesulitan tak kalah sulit, karena sambungan batang pohon pisang yang bergoyang kerap menggagalkan setiap peserta yang memanjatnya. Selain kepiawaian memanjat, stamina dan kekompakan, diperlukan untuk dapat memanjat pohon pisang yang mengambang serta licin.
Hadiah utama yang diperebutkan cukup menarik yakni satu ekor kambing hingga puluhan hadiah yang cukup menggiurkan. Panitia pun sengaja tidak menggantung hadiahnya, namun panitia menggantinya dengan kupon sehingga peserta tidak akan tahu hadiah yang akan mereka dapatkan.
"Tantanganne disini kita selain kekompakan, kita juga main akal, sama kekuatan yang perlu, " ungkap Uud Setiadi, panitia lomba.
Salah satu peserta lomba mengaku cukup kesusahan saat memanjat, karena banyak lumpur yang menempel di tubuh yang membuat licin saat naik di pohon pisang.
"Kesusahannya saat naik itu ketika tanah liat itu nempel ke tubuh, jadi teman lainnya mau naik itu susah mas , " kata Wahyu Fitri Febrianto, peserta lomba.
Selain untuk memeriahkan HUT Kemerdekaan ke 78 Republik Indonesia, perlombaan ini digelar untuk meningkatkan persatuan dan kesatuan antar warga di desa.
#hutkemerdekaanke78ri #lomba #yogyakarta
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/435972/seru-peserta-lomba-kesulitan-panjat-pohon-pisang-di-tengah-lumpur
