SEMARANG, KOMPAS.TV - Naiknya volume sampah yang masuk ke TPA Jatibarang Semarang, mendorong TPA Jatibarang untuk terus berinovasi. Salah satunya dengan upaya mengurangi bau yang ditimbulkan dari sampah organik, yang jumlahnya mencapai 60 persen.
Untuk mengurangi bau sampah yang bisa mengundang lalat, TPA Jatibarang kini menggunakan biowash. Biowash tersebut disemprotkan ke setiap truk sampah yang masuk ke TPA Jatibarang Semarang.
Cairan biowash, yang merupakan fermentasi dari buah segar yang dicampur dengan bakteri promix yang proses pembuatannya perlu diendapkan selama tiga hari ini, selain mengurangi bau, juga bisa mempercepat proses pembusukan sampah, serta mengurangi timbulnya gas metana yang berlebih.
Dalam sehari petugas TPA Jatibarang membutuhkan 800 liter cairan biowash untuk menyemprot ratusan truk yang masuk TPA Jatibarang.
"Dengan menggunakan biowash ini harapan kita yang 60 persen ini sudah terkelola karena dengan biowash ini, sampah organik itu dekomposisi lebih cepat. Kalau dulu kan sampah organik dijadikan kompos, yang mana kompos itu memakan waktu tiga bulan. Dengan biowash ini, ketika sampah organik tercampur dengan biowash, saat itu juga menjadi media tanam," terang Wahyu Heryawan, Kepala UPT TPA Jatibarang.
Penggunaan biowash ini mendapar respons positif dari sopir truk Jatibarang. Mereka mengaku sangat terbantu dengan penyemprotan biowash karena dapat mengurangi bau dari sampah organik yang membusuk.
"Mengurangi bau, jadi TPA terus mobil pembawa sampah ini berkurang baunya. Terus mengurangi populasi lalat juga, bermanfaat sekali," ungkap Agus, sopir truk sampah.
Inovasi penggunaan biowash ini sudah dilakukan selama enam bulan dan berhasil mengurangi bau serta gas metana yang berlebih.
#biowash #tpajatibarang #sampah
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/430596/atasi-bau-dan-pembusukan-tpa-jatibarang-gunakan-biowash