MALANG, KOMPAS.TV - Ada tradisi unik yang terus dilestarikan masyarakat Gribig Kota Malang dalam memperingati tahun baru Islam yakni membuat bubur suro. Dalam tradisi ini warga bahu membahu membuat bubur putih untuk kemudian dibagikan kepada warga.
Tradisi membuat bubur suro ini dilakukan oleh sekelompok warga yang berada di Kelurahan Gribig Kecamatan Kedungkandang Kota Malang. Bertempat di komplek pemakaman Ki Ageng Gribig Kota Malang. Ibu-ibu sekitar bergotong royong memasak bubur suro. Bubur suro ini berasal dari beras putih yang dimasak dengan santan dan kelapa. Di atas bubur lalu diberi taburan toping telur dan sambal goreng tempe.
Bubur suro ini adalah menu yang selalu hadir setiap tahun baru islam yang juga bertepatan dengan 1 Suro menurut penanggalan Jawa. Devi Nur Hardianto, Ketua Pokdarwis Kampung Religi Ki Ageng Gribig menjelaskan bahwa, bubur sudah menjadi tradisi bagi orang Jawa untuk menandai momen tertentu seperti bulan Suro seperti saat ini.
Makna yang terkandung dalam tradisi ini menurut Devi, untuk membangun kebersamaan dan kerukunan masyarakat, karena dalam membuat bubur apalagi dalam jumlah besar, tidak bisa dilakukan sendiri namun harus bergotong royong. Dan bubur suro sendiri bermakna harapan untuk menjalani tahun baru dengan hati putih dan bersih.
"Bagi kami sederhana, jenang suro dengan watak putihnya itu mengharapkan bahwa ini awal tahun, ini awal pengharapan, awal doa, kita sebagai orang Jawa sebaiknya berbaik sangka," kata Devi Rabu (19/07/2023).
Setelah bubur matang, warga berkumpul di sebuah mushola dan berdoa bersama, tak ketinggalan bubur yang telah dimasak dibagikan untuk dinikmati bersama.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/427214/warga-malang-ramai-ramai-buat-bubur-suro-tradisi-menyambut-tahun-baru-islam