JAKARTA, KOMPAS.TV - Bareskrim Polri telah membentuk tim khusus untuk menelusuri transaksi mencurigakan dalam ratusan rekening milik Pimpinan Pondok Pesantren Al Zaytun Panji Gumilang.
Polri juga memeriksa transaksi mencurigakan di rekening milik Al Zaytun.
Selain membentuk tim khusus, Bareskrim Polri juga akan memeriksa sejumlah saksi ahli dalam kasus dugaan penistaan agama yang melibatkan Panji Gumilang.
Pusat Pelaporan dan Analis Transaksi Keuangan memblokir 256 rekening diduga milik Pemimpin Pondok Pesantren Al Zaytun, Panji Gumilang.
Dari temuan PPATK, rekening yang dikuasai Panji Gumilang terdaftar dengan 6 nama yang berbeda.
Menurut PPATK, pemblokiran rekening Panji dilakukan untuk memeriksa ada tidaknya unsur pidana yang terkait dengan rekening milik Panji Gumilang.
Selain rekening yang terkait Panji Gumilang, PPATK juga memeriksa rekening milik Yayasan Al Zaytun.
Pakar TPPU, Yenti Garnasih menilai bahwa seseorang yang memiliki ratusan rekening itu sudah merupakan hal yang patut dicurigai dan bisa menjadi pemicu tindak lanjut atau tracing.
"Ini sangat mencurigakan ya, dengan memiliki 256 rekening dengan 6 nama sebetulnya itu sudah suatu trigger untuk ditracing," ucap Yenti dalam dialog Sapa Indonesia Malam Kompastv.
Yenti juga menyesali bahwa tak ada rasa curiga sedikitpun dari pihak bank atau lembaga yang bersangkutan ketiga ada seseorang yang memiliki 256 rekening dengan 6 nama yang berbeda.
"Yang kita sesali adalah kenapa ya ketika bertahun-tahun yang lalu ada 6 nama dengan rekening sebanyak 256 kok tidak dicurigai walaupun memang yayasan beralasan menerima bantuan dari mana-mana, tapi kan tidak berarti dia harus mempunyai banyak rekening."
Kini selain dugaan kasus penistaan agama dan Tindak Pidana Pencucian Uang, Polri juga mengusut dugaan adanya pelanggaran UU ITE terhadap Panji Gumilang.
Meski demikian, Polri belum merinci pasal apa terkait ite yang menjerat Panji Gumilang.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/423577/pakar-tppu-punya-256-rekening-dengan-6-nama-itu-patut-dicurigai
