JAKARTA, KOMPAS.TV - Tiga tahun lalu, tak pernah terpikir kita akan melalui badai pandemi Covid-19 ini.
Sejak kasus Covid-19 pertama diumumkan pada 2 Maret 2020, berita duka akibat Covid-19 terus mendera.
31 Maret 2020, pembatasan sosial berskala besar (PSBB) pertama kali diterapkan.
Bekerja dan sekolah semua dilakukan dari rumah.
Saat itu, masker bahkan menjadi barang mahal yang tetap dicari demi melindungi diri.
Kesiapan stok oksigen hingga ranjang rumah sakit, menjadi faktor penentu harapan hidup bagi mereka yang terjangkit.
Kamar-kamar isolasi penuh, hingga pemerintah mengizinkan isolasi di rumah, bagi pasien tanpa komorbid demi menekan penularan.
Harapan baru muncul ketika Indonesia akhirnya menggelar vaksinasi Covid-19 perdana, pada 13 Januari 2021, seiring dengan meningkatnya ketersediaan vaksin di dunia.
Baca Juga Meski Sudah Masuk Endemi Covid-19, IDI Minta Pemerintah Tetap Berikan Vaksin Dosis Ke-4! di https://www.kompas.tv/video/419494/meski-sudah-masuk-endemi-covid-19-idi-minta-pemerintah-tetap-berikan-vaksin-dosis-ke-4
Namun hanya berselang beberapa bulan, Indonesia kembali dihantam gelombang Covid-19 baru yang lebih mematikan, yakni varian Delta.
Angka kematian tertinggi bahkan mencapai hampir 2.100 orang per hari; itu yang tercatat di atas kertas.
Meski sudah berubah status Covid-19, menjadi endemi, ikatan Dokter Indonesia (IDI) mengingatkan, peluang status naik lagi menjadi pandemi tetap bisa terjadi.
Oleh karena itu, Satgas Covid-19 idi berharap kelompok rentan dan individu yang sakit, tetap diminta mengenakan masker saat beraktivitas.
IDI menegaskan, perubahan status Covid-19 menjadi endemi, bukan berarti penyakitnya sudah hilang.
Selain anjuran pemakaian masker, IDI meminta pemerintah tetap memberikan vaksinasi gratis booster kedua atau dosis keempat.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/video/419495/kasus-pertama-diumumkan-2-maret-2020-kini-indonesia-sudah-masuk-endemi-covid-19