TEGAL, KOMPAS.TV - Ribuan hektar tanaman padi di Kecamatan Suradadi dan Warureja, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah, terancam gagal panen akibat Bendung Cipero di Desa Kedungjati / Kecamatan Warureja mengering . Sejak satu bulan terakhir debit air Bendung Cipero berkurang drastis dan tidak bisa mengairi lahan pertanian di pantura perbatasan Kabupaten Tegal dan Pemalang.
Sejumlah petani mengaku lahan pertanian mereka sudah tidak terairi saluran irigasi sejak satu bulan terakhir. Akibatnya satu setengah hektar tanaman padi miliknya terancam puso. Petani pun kini hanya membiarkan tanaman padinya lama kelamaan mati mengering.
"Sudah terjadi dua bulan ini, terpaksa ditinggal, tidak dipelihara lagi," kata Sudiro, petani.
Saat ini debit air Bendung Cipero menurun drastis 3.000 liter per detik dari kondisi normal 8.000 liter per detik karena berkurangnya pasokan dari sungai rambut. Pada kondisi normal Bendung Cipero bisa mengairi 7.463 hektar lahan pertanian di tiga kecamatan yakni Kecamatan Suradadi, Warureja Dan Kramat.
"Kondisi seperti ini banyak lahan terancam gagal panen. Saya sudah koordinasi sosialisasi sama pihak petani untuk MT2 untuk bagian hilir jangan di tanam, karena melihat kondisi debit air. Yang dilakukan biasanya sistem hilir pak," jelas Riyanto, Mantri Pengairan Suradadi.
Debit air bendung berakibat pada sistem pengairan yang dilakukan secara bergilir. Sehingga para petani di masa tanam kedua diimbau tidak menanam tanaman yang membutuhkan banyak air seperti padi dan bawang merah. Meski demikian para petani berharap debit air bendung bisa dimaksimalkan, sehingga pengairan saluran irigasi bisa sampai ke lahan pertanian warga di pantura Kabupaten Tegal.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/regional/418791/bendung-cipero-mengering-petani-terancam-gagal-panen