PALOPO, KOMPAS.TV - Masjid Jami Tua Kota Palopo merupakan masjid tertua di Sulawesi Selatan, yang dibangun sejak abad ke-15 masehi atau tahun 1604.
Setahun setelah Islam masuk di Jazirah Sulawesi, tepatnya di Luwu pada tahun 1603 masehi.
Dimana Istana Kerajaan Luwu berpusat di Palopo.
Berdirinya Masjid Jami Tua Palopo tidak lepas dari pengaruh Kerajaan Luwu pada masa datu luwu ke-15 yakni La Patiware.
Bangunan Masjid Jami Tua Palopo memiliki unsur penting yang melekat dalam konstruksi masjid yaitu unsur lokal Bugis, Jawa bahkan Tionghoa.
Sehingga akulturasi budaya yang melekat pada ornamen masjid kental dengan beberapa daerah, seperti atap rumah Joglo Jawa yang berbentuk piramida bertumpuk tiga dan kenampakan dari beberapa ornamen masjid yang nampak dari depan menyerupai bangunan Tionghoa.
Dinding Masjid Jami Tua Palopo terbuat dari batu alam.
Pada masa kerajaan, batu tersebut diambil dari pegunungan dan dipahat oleh pemahat batu yang diperkirakan berasal dari daerah Toraja, wilayah yang memang selama ini dikenal sebagai pemahat batu.
Ukuran batu dinding ini tidak seragam namun terpasang dengan teratur, hal ini sebagai simbol perekat perbedaan.
Yang dianggap inti dalam bangunan Masjid Jami Tua Palopo adalah tiang utama masjid yang terbuat dari batang kayu cina duri.
Tiang utama ini bersegi 12 yang menandakan bahwa di Luwu atau Palopo memiliki jumlah anak suku sebanyak 12, atau dengan kata lain pada masa pembuatan masjid, seluruh anak suku tersebut hadir memberikan sumbangsih, baik pemikiran maupun pekerjaan fisik.
Antara satu tiang dengan tiang lainnya disambung dengan menggunakan pasak kayu.
Tiang utama ini berdiameter 90 cm dengan tinggi 8,5 meter dan dilengkapi empat tiang penyangga.
Tiang utama masjid ini sama halnya dengan tiang utama rumah dalam istilah budaya tana Luwu disebut posi bola.
Baca Juga Masjid Nurul Yaqin Dengan Bangunan Mirip Ka'bah di https://www.kompas.tv/article/398919/masjid-nurul-yaqin-dengan-bangunan-mirip-ka-bah
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/399078/unik-begini-penampakan-masjid-jami-tua-palopo-peninggalan-kerajaan-luwu