JAKARTA, KOMPAS.TV - Tak terbendung, sesal, tangis dan kecewa penggawa Garuda Muda menelan kenyataan Piala Dunia U20 tahun ini tak bisa dijajaki.
Impian mengukir sejarah pun sirna.
Bak peribahasa, malang tak dapat ditolak, untung tak dapat diraih.
Latihan keras tiga tahun enam bulan berbuah sia-sia.
Kecewa dan sedih pun dirasakan kepala negara, Presiden Jokowi.
Jokowi menyebut, kegagalan ini jadi pembelajaran bagi semua pihak khususnya persepakbolaan Indonesia.
Presiden juga meminta Ketua Umum PSSI, Erick Thohir berupaya semaksimal mungkin agar sepak bola Indonesia tak terkena sanksi.
Dan mendapat kesempatan jadi tuan rumah berbagai ajang olahraga internasional lainnya.
Meskipun tiket jadi tuan rumah Piala Dunia U20 tahun ini, harus direlakan.
Sepulang bernegosiasi dengan FIFA di Doha Qatar, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir langsung menemui Presiden Jokowi di Istana Merdeka.
Dalam pertemuan Jumat (31/03) siang itu, Erick melaporkan sejumlah catatan penting kepada Jokowi, soal batalnya Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20.
Juga bekal tahap negosiasi berikutnya, terkait kemungkinan sanksi FIFA yang diterima sepak bola indonesia.
Sementara, Pengamat Sepak Bola, Anton Sanjoyo menilai kegagalan Indonesia jadi tuan rumah Piala Dunia U20, harus jadi momentum pembenahan sepakbola Indonesia.
Timnas U20 juga masih menyimpan asa, sepak bola tanah air tak dikucilkan setelah FIFA mencoret Indonesia sebagai tuan rumah Piala Dunia U20.
Sedih dan kecewa pasti, tapi mau tak mau jangan berlarut meratapi.
Pembenahan menyeluruh di berbagai lini persepakbolaan Indonesia, tak bisa ditawar lagi.
Agar segala kegagalan hari ini, berganti raihan prestasi.
Baca Juga Erick Thohir Kembali Nego FIFA agar Indonesia Tidak Disanksi Berat di https://www.kompas.tv/article/393600/erick-thohir-kembali-nego-fifa-agar-indonesia-tidak-disanksi-berat
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/393616/sanksi-fifa-menanti-apa-yang-bisa-dilakukan-untuk-selamatkan-sepak-bola-tanah-air-ulasan-istana