KOMPAS.TV - Tim gabungan kasus kematian anggota Satlantas Polres Samosir Bripka Arfan Saragih menggelar reka ulang di tebing Curam Desa Siogung-Ogung, Pangururan, Samosir Sumatera Utara.
Sejumlah adegan diperagakan untuk memastikan penyebab kematian Bripka Arfan yang sebelumnya diduga meninggal dunia karena racun sianida.
Polisi menyebut ada saksi baru terkait kasus Arfan Saragih.
Tim ahli digital forensik juga memeriksa telepon seluler Bripka Arfan. Hasilnya, tidak ada riwayat pemesanan cairan sianida.
Pihak keluarga merasa kematian Arfan janggal dan tak mungkin karena bunuh diri. Apalagi, Arfan juga telah mengembalikan sebagian pajak yang digelapkannya.
Sebelum ditemukan meninggal, Arfan sempat menyatakan akan membongkar siapa saja yang terlibat penggelapan pajak di samsat Samosir.
Sang istri, Jeni Irene Simorangkir sempat mengungkapkan ada ancaman kepadanya sesaat setelah kematian Bripka Arfan.
Polda Sumut kini mengambil alih penanganan kasus penggelapan pajak kendaraan senilai Rp 2,5 miliar.
Keluarga kini masih berjuang mencari jawab kejanggalan yang ditinggalkan usai Bripka Arfan Saragih ditemukan meninggal dunia Februari lalu.
Keluarga curiga Bripka Arfan Saragih jadi korban pembunuhan setelah ia diduga terlibat kasus penggelapan pajak kendaraan bermotor di Kabupaten Samosir, Sumatera Utara.
Arfan sempat menyebut ingin membongkar siapa saja yang terlibat praktik penggelapan pajak di samsat Samosir.
Baca Juga Motif Pembunuhan Remaja di Tanah Datar, Pelaku Takut Korban Hamil di https://www.kompas.tv/article/389527/motif-pembunuhan-remaja-di-tanah-datar-pelaku-takut-korban-hamil
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/392137/teka-teki-kematian-janggal-bripka-arfan-pihak-keluarga-curigai-ada-pembunuhan