SEMARANG, KOMPAS.TV - Suami menjadi korban pemutusan hubungan kerja (PHK) saat pandemi Covid-19 tak mematahkan semangat Yunita Safitri warga Bangetayu, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tak ingin menyerah saat keluarganya dilanda kesulitan ekonomi, Yunita mulai merintis usaha bandeng presto dengan menggunakan alat seadanya dan memasarkan produknya melalui media sosial.
Meskipun banyak tantangan saat awal merintis usaha, seperti persaingan dengan produk bandeng presto lainnya di Kota Semarang. Namun, yunita tetap tekun untuk mengembangkan produk bandeng presto olahannya.
Baca Juga Sambal Goreng Durian Mengkal, Unik Enak dan Mudah Dibuat di https://www.kompas.tv/article/387220/sambal-goreng-durian-mengkal-unik-enak-dan-mudah-dibuat
Berkat ketekunannya, kini olahan bandeng presto yang diberi nama bandeng presto blendug diminati hingga mancanegara seperti Hongkong, China, Jepang, Malaysia dan Singapura. Bandeng presto belndug ini juga dijual di sejumlah toko oleh-oleh Kota Semarang.
"Awalnya itu karena keadaan ekonomi ya. Suami itu kena PHK, kemudian kami itu harus putar otak kira-kira apa yang bisa kami kerjakan berdua untuk mencukupi kebutuhan ekonomi, kemudia tercetus bandeng presto ini," jelas Yunita.
Bandeng presto blendug diolah tanpa menggunakan msg, pengawet maupun pewarna, sehingga bisa dikonsumsi oleh semua kalangan usia mulai dari anak-anak hingga lansia. Meskipun tanpa pengawet olahan bandeng ini bisa bertahan di suhu ruang selama 14 hari dan di dalam lemari pendingin bisa bertahan hingga dua bulan lebih.
Dalam satu kemasan berisi dua buah bandeng presto dengan pilihan ukuran mulai dari ukuran kecil, sedang dan besar. Dalam sebulan bandeng presto olahan Yunita bisa terjual hingga 2.000 pack dengan omzet mencapai Rp 30 juta.
#semarang #bandengpresto #bangetayu
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/387243/berkah-suami-di-phk-istri-sukses-rintis-usaha-bandeng-presto
