ACEH BESAR, KOMPAS.TV - Jika berkunjung ke Aceh, rasanya kurang lengkap jika tidak membawa pulang jajanan atau kuliner favorit sebagai oleh-oleh. Seperti ikan asin Lhokseudu yang kerap diburu masyarakat lokal maupun wisatawan mancanegara sebagai buah tangan untuk kerabat.
Biasanya saat perayaan lebaran, ikan asin olahan secara tradisional ini banyak diburu oleh masyarakat luar dari Medan, Pekanbaru dan Jakarta sebagai oleh-oleh khas dari Aceh Besar.
Lokasinya terletak di pinggir jalan lintas Banda Aceh menuju pantai barat selatan Aceh. Pasar ikan laut ini dibuka mulai dari pagi hingga malam hari.
Adapun jenis ikan asin yang dijual disana diantaranya ikan kakap, tenggiri, kuwe, peda, kerapu, talang dan gurita, serta ada juga beragam jenis ikan teri tawar yang dijajakan seperi udang sabu dan ikan teri mata biru.
Harga penjualan akan ikan kering ini beragam mulai dari 20 ribu rupiah hingga ratusan ribu rupiah, tergantung jenis dan ukuran ikan yang dibeli. Uniknya ikan asin yang dijual menggunakan takaran tradisional Aceh, yaitu per bambu atau setara dengan 1,5 kilogram.
Biasanya ikan teri mata biru yang merupakan ikan endemi daerah itu selalu menjadi incaran wisatawan.
Ikan olahan itu didapatkan langsung dari nelayan setempat. Kualitas ikan pun tak diragukan lagi karena tidak menggunakan pengawet. Pedagang hanya mengandalkan mengandalkan sinar matahari dan perebusan air garam tradisional.
Namun selama pandemi Covid-19, usaha dagang ikan asin itu terpuruk karena tak ada wisatawan yang berkunjung atau melintas dijalan itu. Biasanya yang membeli ikan olahan ini sebagai oleh-oleh kebanyakan dari Malaysia.
Meski peminatnya mulai menurun, pedagang berusaha memasarkan ikan mereka melalui media sosial sehingga dapat membantu peningkatan penjualan mereka. Biasanya pengunjung ramai membeli disana saat akhir pekan tiba.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/386529/olahan-ikan-asin-jadi-oleh-oleh-khas-aceh-besar