MALANG, KOMPAS.TV-Cuaca ekstrem yang terjadi di beberapa wilayah termasuk di Malang Raya dikeluhkan oleh petani sayur di Malang. Cuaca yang panas membuat tanaman sayur milik petani layu dan masa panen lebih panjang dari biasanya.
Ngatmari, salah satu petani sayur di Malang menyebut, dalam beberapa pekan ini tanaman sawi miliknya tidak terkena hujan. Akibatnya, sawi yang seharusnya sudah memasuki masa panen harus ditunda.
Selain itu, akibat terik matahari yang cukup panas dalam beberapa hari ini membuat tanaman sawi layu. Kondisi cuaca yang ekstrem seperti saat ini, petani sayur tidak bisa berbuat banyak.
Dengan cuaca yang panas seperti saat ini, sawi yang normalnya 36 hari masa panen, harus molor hingga 45 hari karena masa pertumbuhan sawi sangat lambat. Untuk saat ini harga sawi juga turun.
Jika normalnya harga sawi sekitar Rp 30 ribu perikat, namun jika kondisi sawi kurang bagus harganya bisa turun menjadi Rp 10 ribu perikat.
"Ya karena kurang air jadi lambat pertumbuhannya. Ini sampai 36 hari belum bisa panen," katanya, Selasa (17/01/2023).
Ngatmari juga menambahkan, meski tanaman sawi ini layu terkena panas, namun dengan perawatan ekstra sawi akan tetap bertahan. Namun jika sudah melewati masa panen dan kondisi sawi masih buruk, maka petani akan menjadikan sawi ini sebagai bibit untuk ditanam lagi selanjutnya.
#cuacaekstrem #petanisayur
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/369151/petani-sayur-di-malang-keluhkan-kondisi-cuaca-ekstrem