MALANG, KOMPAS.TV-Di tengah mahalnya harga kedelai, sebuah pabrik tahu yang cukup legendaris di Kota Malang memilih tetap melakukan produksi. Sejumlah penyesuaian pun dilakukan untuk bisa menutup biaya produksi yang semakin hari semakin tinggi.
Tahu Sukun 73 adalah salah satu pabrik yang cukup legendaris di Kota Malang. Berdiri sejak tahun 1950, pabrik tahu ini tetap konsisten memproduksi tahu dengan mengandalkan kualitas.
Termasuk saat ini, di tengah kenaikan harga bahan baku tahu yakni kedelai, pabrik tahu ini memilih tetap produksi. Penurunan omzet dan jumlah produksi tentu saja dialami oleh pabrik ini.
Sebelum harga kedelai naik, pabrik ini bisa menghabiskan 5- 7 kwintal kedelai, namun kini hanya menghabiskan 100-125 kilogram kedelai.
Feri Gunawan, pengelola pabrik menjelaskan, Ia hanya menggunakan kedelai impor yang berkualitas, dan kini harganya terus naik. Hingga saat ini mencapai Rp 16 ribu per kilogram.
Beberapa penyesuaian pun dilakukan untuk bisa terus berproduksi dan menekan biaya produksi yang terus membengkak. Menaikkan harga hingga pengurangan karyawan, menjadi pilihan.
Jika dulu tahu ini dijual Rp 3.000 per kotak kini naik menjadi Rp 4.000 per kotak.
"Kalau dulu bisa 5 sampai 7 kwintal, sekarang turun jadi 100 sampai 125 kilo. Permintaan pasar juga turun," Terang Feri pada Kompas TV.
Perajin tahu ini juga menambahkan, kenaikan harga kedelai saat ini merupakan yang tertinggi sejak dirinya menjalankan pabrik tahu.
Ia berharap harga kedelai impor yang merupakan bahan baku tahu bisa kembali normal. Karena dengan kondisi saat ini, tak sedikit pabrik tahu harus berhenti beroperasi karena tingginya biaya produksi.
#hargakedelaimahal #pabriktahu
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/365591/pabrik-tahu-legendaris-pilih-tetap-produksi-di-tengah-mahalnya-kedelai