KUDUS, KOMPAS.TV - Sebagian warga yang terdampak banjir mengungsi di aula Balai Desa Jati Wetan.
Untuk menghilangkan kejenuhan warga selama di pengungsian, para jurnalis yang tergabung dalam Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia, IJTI Muria Raya menggelar atraksi kesenian tradisional.
Larut dalam kegembiraan, warga termasuk anak-anak berjoget bersama.
Sejumlah bingkisan juga dibagikan kepada anak-anak yang mulai jenuh karena belum bisa ke sekolah karena sekolah juga terendam banjir.
Dari data BPBD Kudus, sejak banjir melanda lebih sepekan lalu lebih dari 800 warga masih mengungsi di 13 lokasi pengungsian.
Baca Juga Harga Kedelai Tembus Rp 14.000 per Kg, Perajin Tahu Terpaksa Kurangi Jumlah Produksi di https://www.kompas.tv/article/365520/harga-kedelai-tembus-rp-14-000-per-kg-perajin-tahu-terpaksa-kurangi-jumlah-produksi
Banjir yang merendam permukiman dan jalan membuat aktivitas ekonomi terganggu.
Warga terdampak banjir saat ini membutuhkan bantuan medis dan juga makanan.
Selain itu, untuk membantu warga korban banjir sejumlah organisasi mulai mendirikan posko kesehatan di lokasi banjir, salah satunya di Desa Jati Wetan.
Di desa ini ketinggian air masih mencapai 20-70 cm.
Warga yang datang ke posko kesehatan mengeluhkan gatal di kaki karena lama berada di air banjir, warga juga mengeluhkan kembung dan pusing.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/365524/hibur-anak-anak-dan-warga-korban-banjir-ikatan-jurnalis-gelar-atraksi-kesenian-tradisional