Jauh di sana ada puisi yang akan dinyanyikan kita sebagai bentuk pengakuan dari sebuah perjalan yang jauh.
Kupersembahkan puisiku ini sebagai lagu untuk perjalananmu di negeri jauh tak bertepi dimana langkahmu sudah tak bosan untuk meneruskan perjalanan yang sangat.
Puisiku adalah rentetan perjalanan yang jauh, karena aku sangat melarang ranting-ranting patah bila puisiku sudah terucapkan dari lidahku. Sebab puisiku murni dariku dari seorang yang akan menanggung rindu dan cinta.
Selamat jalan kekasihku
Selamat berpisah kekasihku
Selamat memaknai diri kekasihku
Selamat tinggal kekasihku
Selamat mewujud diri kekasihku
Selamat untuk air mata yang kau kucurkan hari ini dimana wajahmu tersirat duka yang sangat lara karena perpisahan ini.
Ingatlah aku dalam doamu
Ingatlah aku dalam perigi tangismu
Ingatlah aku dalam takbir shalatmu
Ingatlah aku dalam sahurmu
Ingatlah aku dalam bukamu
Ingatlah aku dalam rindumu
Ingatlah aku dalam ombak perjalanmu
Ingatlah aku dalam anakmu
Ingatlah aku dalam dukamu
Ingatlah aku dalam sukamu
Ingatlah aku dalam citamu
Aku melarangmu menangis
Aku melarangmu berduka
Aku melarangmu lupa
(Jika perpisahan ini suatu keabadian, akan aku kenang gerimis di matamu yang gugur malam ini)
Puisiku adalah kau adalah kita.
@slow80s