Pertanian Elektrifikasi Dongkrak Produktivitas Pertanian, Petani Buah Naga Raih Omzet Berlipat!

2022-12-27 3

BANYUWANGI, KOMPAS.TV - Petani buah naga meraup keuntungan berlipat dengan menerapkan Electrifying Agriculture atau pertanian elektrifikasi di Desa Kedungsari, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur.

Program pertanian modern besutan Perusahaan Listrik Negara (PLN) dengan menyambungkan listrik mampu mendongkrak produktivitas pertanian.

Suprat menerapkan pertanian elektrifikasi sejak 7 tahun silam dimulai ketika PLN menyambung listrik ke sejumlah areal pertanian termasuk lahannya.

Ia mengaku teknik ini berdampak positif tehadap hasil panen, dengan penerangan lampu, ladang buah naga mampu berbuah diluar musim.

Selain itu, teknik penyinaran dengan listrik mampu merangsang pertumbuhan buah naga.

Hal ini terbukti dapat meningkatkan omzet dan menekan biaya produksi buah naga di Banyuwangi.

Baca Juga DPR Minta Wakapolri Jelaskan Sanksi Demosi Kombes Rizal Irawan Dipotong: Tak Adil dan Langgar Etika di https://www.kompas.tv/article/362252/dpr-minta-wakapolri-jelaskan-sanksi-demosi-kombes-rizal-irawan-dipotong-tak-adil-dan-langgar-etika

Terkait hal ini, Badan Riset Inovasi Nasional atau BRIN menilai penggunaan lampu untuk meningkatkan produktivitas petani buah naga sejalan dengan program PLN, ini diharapkan bisa meningkatkan kualitas dan harga jual.

Sementara itu, menurut Unit Pelaksanaan Pelayanan Pelanggan atau UPPP Banyuwangi, sebanyak 14.000 pelanggan telah menjadi mitra PLN.

Meski demikan PLN terus fokus meningkatkan pertumbuhan pelanggan dan penjualan serta pendapatan yang lebih baik pada tahun depan.

Pertanian Elektrifikasi adalah salah satu program PLN dalam mendukung penyambungan tenaga listrik untuk sektor pertanian, seperti budidaya buah naga dan program ini dapat dimanfaatkan oleh setiap pelanggan PLN yang memiliki unit usaha di sektor pertanian, perkebunan dan perikanan di seluruh Indonesia.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/362257/pertanian-elektrifikasi-dongkrak-produktivitas-pertanian-petani-buah-naga-raih-omzet-berlipat