Menjelajahi Curug Cijengkol, Panorama Alam di Kampung Rawa Ece Sukabumi

2022-12-21 118

Kabupaten Sukabumi memiliki banyak objek wisata diantaranya air terjun atau curug, salah satunya Curug Cijengkol di Kampung Rawa Ece, Desa Hegarmulya, Kecamatan Cidadap.

Belum lama ini area curug dilakukan penataan dan dilengkapi fasilitas yang membuat wisatawan betah.

“Fasilitas yang baru selesai dibangun berupa gapura, gazebo, mushola, toilet,jembatan,lahan parkir, serta signet nama Curug Cijengkol," kata Kepala Desa Hegarmulya, Rosidin, Selasa (20/12/2022).

Kendati sudah dilakukan penataan tapi tak ada tiket masuk alias gratis. “Untuk sementara masih gratis, belum ada pungutan biaya masuk," ujarnya.

Curug tersebut berjarak 10 kilometer dari kantor Kecamatan Cidadap. Dari kantor kecamatan perjalanan dapat ditempuh dengan motor dan mobil melewati Desa Cidadap dan Mekartani. Namun apabila membawa mobil hanya bisa sampai di Kampung Rawa Ece saja dan perjalanan dilanjutkan berjalan kaki sedangkan bagi motor bisa masuk ke area curug.

Selain objek wisatanya, ada hal menarik mengenai Kampung Rawa Ece. Rawa Ece yang berada di lembah perbukitan tersebut saat ini dihuni oleh 200 kepala keluarga atau 600 jiwa, terdiri dari 6 RT dan satu dusun yakni Dusun Rawa Ece.

Warga asli kampung atau dusun Rawa Ece saat ini diperkirakan adalah keturunan ketujuh dari pendirinya yaitu pasangan Mbah Jabeun dan Mbok Sanikeum.

Kampung ini diceritakan berdiri ratusan tahun silam, setelah gempa besar mengguncang wilayah selatan Sukabumi hingga mematahkan (meruntuhkan) sebagian bukit, yang menyisahkan tebing tegak lurus dan kawasan lembah dibawahnya yang kini menjadi perkampungan.

Kisah pasangan Mbah Jabeun dan Mbok Sanikeum iniah yang terus dipelihara oleh warga Kampung Ece sebagai asal muasal pemukiman disana. Pasangan yang saat ini makamnya masih berada di pinggir perkampung tersebut menjadi saksi hidup dahsyatnya gempa bumi yang terjadi saat itu.

Dari cerita rakyat yang berkembang, pasangan suami istri ini adalah salah satu yang selamat dari gempa dahsyat tersebut. Tak hanya mematahkan perbukitan, gempa besar itu juga memunculkan tiga kolam air tawar di bagian lembahnya yang kemudian dipilih oleh Mbah Jabeun dan Mbok Sanikeum sebagai tempat tinggal dan hingga kini terus berkembang melalui anak cucu dan keturunannya.

Di rawa tersebut banyak ece atau sejenis kerang. Dari sanalah nama kampung muncul yaitu Kampung Rawa Ece. Lokasi rawa dan tiga kawah tersebut saat ini memang berada di pinggir kampung atau pemukiman warga.

Tanda lainnya yang membuktikan Kampung Rawa Ece sudah berdiri cukup lama adalah keberadaan pohon bungur tua (berbunga warna ungu) dengan tinggi lebih dari 20 meter dan diameter batang lebih dari empat meter, saat ini berada di tengah pemukiman.

Reporter: Ragil Gilang
Redaktur: Andri Somantri
Video Editor: Safrudin
Vo: Nida