BANDUNG, KOMPAS.TV - Pelaku serangan bom bunuh diri, Agus Sujatno tewas.
Polisi langsung bergerak dengan memeriksa sejumlah orang, termasuk keluarga pelaku.
Tiga orang kerabat pelaku, diperiksa untuk mendalami kegiatan pelaku usai bebas dari Nusa Kambangan tahun 2021 lalu.
Polisi juga telah mengumpulkan 23 barang bukti dari kasus ini.
Soal serangan, Dansat Brimob Polda Jabar menyebut, saat menjalankan aksinya, pelaku membawa dua buah bom yang disimpan di tempat berbeda.
Satu bom disimpan di ransel depan, sementara bom lainnya di ransel belakang.
Bom yang meledak adalah bom yang berada di ransel depan dengan jenis bom panci.
Serangan pelaku tunggal, tak terdeteksi.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme, BNPT, Komjen Boy Rafli Amar, enggan disebut lembaganya kecolongan.
Menurut Boy Rafli Amar, polisi menjadi sasaran dendam kelompok teroris, karena menjadi ancaman bagi jaringan teror.
Serangan pelaku tunggal yang tak terkait dengan jaringan terorisme, bukan kali ini saja terjadi.
Baca Juga Aktivitas Pertokoan di Sekitar Mapolsek Astana Anyar Kembali Normal Pasca Peristiwa Bom Bunuh Diri di https://www.kompas.tv/article/356741/aktivitas-pertokoan-di-sekitar-mapolsek-astana-anyar-kembali-normal-pasca-peristiwa-bom-bunuh-diri
Pelaku yang mantan napi terorisme, juga sudah beberapa kali menyerang, baik institusi kepolisian, maupun kerumunan warga.
Pelaku tunggal aksi teror, jadi pekerjaan rumah yang lebih rumit, daripada pelaku yang tergabung dalam jaringan.
Program deradikalisasi, dianggap belum efektif oleh sejumlah pihak.
Seharusnya, menyentuh juga lingkungan tempat tinggal pelaku, hingga bisa meminimalisasi adanya pelaku baru aksi terorisme.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/356758/pelaku-bom-bunuh-diri-di-polsek-astana-anyar-ternyata-bawa-2-bom-di-ransel-depan-dan-belakang