Sebanyak 49 siswa Sekolah Dasar Negeri (SDN) Suradita Kampung Suradita RT 18/08, Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung, Kabupaten Sukabumi, akan belajar mengajar (KBM) di tenda terpal. Sekolah darurat ini tengah dibangun oleh Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) dan warga.
Sekolah darurat disiapkan karena bangunan SDN Suradita sudah tak layak pakai, memprihatinkan sejak ditimpa bencana pergerakan tanah tahun 2021. Lantai terbelah dan dinding retak, siswa selama ini belajar dengan rasa was-akan bangunan ambruk.
Kepala SDN Suradita, Edi Junaedi mengatakan, total siswa di SDN Suradita sekitar 49 orang. Saat ini siswa masih belajar di bangunan sekolah yang rusak, karena tenda untuk sekolah darurat belum jadi, masih proses pengerjaan.
"Untuk menghindari hal yang tidak diinginkan, seperti ketika hujan tiba atau gerimis, pihak sekolah terpaksa membubarkan dan mengalihkan proses KBM melalui daring. Pembuatan sekolah darurat baru dilakukan pada Minggu 28 November 2022, dan sekarang belum selesai pembuatannya," Kata Edi Senin (28/11/2022).
Adapun bangunan sekolah yang rusak akibat bencana pergerakan tanah itu yakni ruang kantor, ruang dinding kelas retak-retak, bagian teras dan halaman sekolah yang kondisi tanahnya anjlok dan berlobang. WC dan Mushola juga mulai terancam karena tanah anjlok sehingga bangunannya miring.
"Mohon maaf kalau saya baru 2 bulan tugas di SDN Suradita. Kepala Sekolah sebelumnya sudah laporan, baik ke Desa Ciengang dan pemerintah Kecamatan Gegerbitung dan ke Dinas Pendidikan serta BPBD,” jelasnya..
Selain itu, lanjut Edi, pihaknya sudah membuat permohonan izin tempat atau tanah ke PTPN Perkebunan untuk bangunan sekolah darurat. Lokasinya tak jauh dari bangunan SDN, rencananya sekolah darurat ini menggunakan bambu dan terpal.
“Kami juga mengajukan izin lahan baru untuk bangunan sekolah permanen," jelasnya.
Sementara itu, Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Kecamatan Gegerbitung, Ofiek mengatakan, bangunan SDN Suradita telah mengalami kerusakan setelah diterjang bencana pergerakan tanah. Bahkan saat ini kondisi retakan tanah di wilayah tersebut semakin meluas.
"Dulu juga, waktu bencana retakan tanah kondisi tanah dan bangunan SDN Suradita itu, sudah retak-retak. Tetapi sekarang kondisi retakannya semakin parah. Berdasarkan assessment sementara, retakan tanah di bangunan SDN Suradita tersebut, bervariasi mulai dari lebar 10 centimeter hingga 20 centimeter," Kata Ofiek.