Libur Akhir Tahun dan Euforia Menyambut Tol Layang Terpanjang

2022-11-18 98,709

TEMPO.CO - Libur akhir tahun dan bayangan untuk dapat segera bertemu sanak keluarga saat mudik Natal dan Tahun Baru sudah di depan mata. Ditambah kabar telah siapnya tol layang Jakarta-Cikampek yang dapat mempersingkat waktu tempuh perjalanan Jakarta-Semarang, membuat semangat Tama (41) untuk segera berangkat mudik dengan mobil pribadi membuncah. Karena Jumat ia masih bekerja, maka ia memutuskan untuk berangkat Sabtu, 21 Desember 2019 pagi hari, atau empat hari sebelum Natal.

Namun, bayangan indah itu pupus seketika. Alih-alih dapat segera sampai ke kampung halaman seperti yang ia bayangkan, warga Bintaro ini justru terjebak kemacetan parah di tol layang yang digadang-gadang sebagai solusi kemacetan di Cikampek ini. Tak tanggung-tanggung, dua jam lebih laju mobilnya terhenti di atas jalan tol layang ini. Tak bergerak sama sekali. Ia makin panik karena tak ada rest areamaupun SPBU di sepanjang tol yang baru diresmikan Presiden Joko Widodo atau Jokowi pada tanggal cantik 12-12-2019 ini.
Untung saja, kemacetan parah ini segera disikapi pengelola jalan tol, PT Jasa Marga Persero dengan memberlakukan sistem satu arah (one way) ke arah timur (Cikampek) atas diskresi dari Korlantas. Tak cukup, pintu tol layang pun akhirnya ditutup karena tak mampu lagi menampung volume kendaraan yang membeludak. Kombinasi sistem satu arah dan penutupan akses tol ini akhirnya dapat mengurai kemacetan dan arus lalu-lintas berangsur-angsur kembali lancar.
Kemacetan parah di awal masa libur Natal dan Tahun Baru ini sontak memantik kritikan dari Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI). Bahkan, Ketua Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia Tulus Abadi menilai tol layang Jakarta - Cikampek atau Tol Japek II itu tidak bisa mengatasi macet saat long weekend. "Prediksi saya bahwa tol layang Cikampek tidak akan mampu mengatasi kemacetan saat long weekend terbukti," kata Tulus dalam keterangan tertulis, Ahad, 22 Desember 2019.

Hal itu, kata dia, terbukti tadi malam tol layang Cikampek macet total selama dua jam. Lalu lintas pun akhirnya ditutup sementara. Dengan kejadian seperti ini, menurutnya, fungsi utama tol layang Japek untuk mengatasi kemacetan saat libur panjang menjadi sia sia.

"Ini artinya saat tol layang Cikampek dibangun tanpa mempertimbangkan berbagai kemungkinan, termasuk jika ada kendaraan mogok di tol layang. Ini bisa jadi petugas tol tidak sigap mengatasi masalah saat terjadi kendaraan mogok, dan volume kendaraan sedang tinggi tingginya," kata dia.
Insiden kemacetan fatal di jalan tol layang yang baru berumur sepekan itu pun lantas ditanggapi otoritas terkait. Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengakui bahwa tol layang Jakarta-Cikampek belum bisa menampung seluruh volume kendaraan yang membeludak di masa angkutan Natal dan Tahun Baru ini.

Namun, Budi Karya mengelak jika tol layang yang dibangun dengan dana sebesar Rp 11,69 triliun itu produk gagal. Sebab, memang animo dan antusiasme masyarakat terhadap jalan layang bebas hambatan ini sangat tinggi. Ia mengatakan kemacetan itu merupakan euforia masyarakat yang beramai-ramai mencoba jalan tol layang Japek pada libur akhir tahun ini. “Itu euforia masyarakat saja," tutur Menhub kepada pers usai pameran foto di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, Tangerang, Minggu, 22 Desember 2019.

Tingginya penggunaan kendaraan pribadi pada liburan akhir tahun ini sebenarnya telah diprediksi oleh Kemenhub. Dalam survei yang digelar dalam rangka persiapan libur Natal dan Tahun Baru ini, diketahui bahwa lebih dari 50 persen masyarakat yang akan mudik Natal dan Tahun Baru memilih untuk menunggang kendaraan pribadi mereka sendiri ketimbang naik angkutan umum seperti pesawat, kereta api, maupun bus. Alasannya, karena tol Trans Jawa telah tersambung, ditambah tol layang yang juga baru saja diresmikan dan dibuka untuk umum sejak 15 Desember 2019.

Budi Karya pun mengibaratkan tol layang sepanjang 36,4 kilometer ini seperti penjual martabak yang diserbu pembeli karena enak. "Saya selalu ngomong perumpamaan begini. Misal saya jual martabak, martabaknya enak banget, saya promosiin. Begitu saya jual, martabaknya habis. Apa saya gagal? Tidak kan? Martabaknya tetap martabak enak. Jadi Japek is the best," ujar Budi di Pelabuhan Kali Adem, Jakarta Utara, Selasa, 24 Desember 2019.

Selengkapnya: https://fokus.tempo.co/read/1287793/libur-akhir-tahun-dan-euforia-menyambut-tol-layang-terpanjang

Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel

Official Website: http://www.tempo.co
Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co
Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia
Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/
Twitter: https://twitter.com/tempodotco
Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel