TEMPO.CO - Jamur memiliki khasiat sebagai bahan baku obat. Para peneliti di Hubrecht Institute dan Utrecht University, Belanda, berhasil menemukan senyawa yang terdapat pada jamur untuk menurunkan kadar kolesterol. Senyawa tersebut bernama lovastatin.
Lovastatin merupakan senyawa yang diproduksi oleh jamur Aspergillus terreus. Hasil temuan ini telah dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Scientific Reports, pekan lalu.
Salah satu peneliti di Hubrecht Institute, Jelmer Hoeksma, mengatakan setiap tahun senyawa baru yang diproduksi oleh jamur ditemukan. Namun, sejauh ini, timnya hanya menyelidiki subset yang sangat kecil dari semua jamur yang ada.
"Ini menunjukkan bahwa banyak senyawa aktif secara biologis lainnya yang terdapat pada jamur dan masih harus kami temukan," kata Hoeksma.
Jamur merupakan salah satu sumber obat yang sangat baik. Masalahnya, masih ada banyak senyawa yang belum diketahui, seperti lovastatin yang baru saja ditemukan. Sebelumnya, tak ada yang tahu senyawa ini berkhasiat sebagai obat penurun kolesterol.
Berkolaborasi dengan Westerdijk Fungi Biodiversity Institute—rumah koleksi jamur hidup terbesar di dunia—memungkinkan para peneliti membuat klasifikasi filtrat yang berasal dari 10 ribu jenis jamur.
Filtrat berisi semua produk yang diekskresikan oleh jamur. Untuk mencari senyawa terapeutik, para peneliti menyelidiki efek pengklasifikasian produk jamur ini pada embrio ikan zebra.
Hal ini memungkinkan para peneliti mempelajari efek pada organisme hidup selama pengembangan. Ikan zebra adalah vertebrata yang secara fisiologis sangat mirip manusia, juga sering digunakan untuk menguji obat berbagai penyakit.
Dalam beberapa hari, embrio-embrio ini mengembangkan sebagian besar organ mereka, membuat aktivitas biologis dari senyawa-senyawa jamur itu mudah terdeteksi. Selain itu, membandingkan dengan obat yang ada dapat menghasilkan identifikasi obat baru dan mekanisme kerja dari senyawa ini.
Hasilnya, para peneliti menemukan 1.526 filtrat yang mengandung senyawa aktif biologis dengan efek pada embrio ikan zebra. Mereka pun memilih 150 filtrat untuk dianalisis lebih lanjut.
Dari sini, mereka kemudian mengisolasi 34 senyawa yang diketahui, termasuk obat penurun kolesterol lovastatin, yang diproduksi oleh jamur Resinicium furfuraceum. Namun, sebelumnya, tidak diketahui bahwa jamur ini juga menghasilkan lovastatin.
Selain itu, para peneliti menemukan filtrat yang mempengaruhi pigmentasi pada embrio ikan zebra. Penelitian lain menunjukkan bahwa faktor-faktor yang terlibat dalam pigmentasi juga dapat memainkan peran penting dalam perkembangan kanker kulit.
Para peneliti saat ini mengisolasi senyawa aktif yang menyebabkan cacat pigmentasi pada embrio ikan zebra dari filtrat.
Penelitian ini menggarisbawahi berbagai macam senyawa aktif biologis yang dihasilkan oleh jamur dan pentingnya penelitian lebih lanjut terhadap senyawa ini dalam mencari bahan baku obat baru.
"Pengklasifikasian filtrat jamur yang telah kami lakukan juga dapat diuji di banyak sistem lain, seperti model resistansi antibiotik pada bakteri dan perkembangan tumor. Penelitian ini hanya sebagai langkah awal dari penemuan lainnya,” kata Hoeksma.
Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel
Official Website: http://www.tempo.co
Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co
Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia
Instagram:https://www.instagram.com/tempodotco/
Twitter: https://twitter.com/tempodotco
Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel