TEMPO.CO: Enam hari pasca meninggalnya Eno Farihah, 19 tahun, korban pembunuhan sekaligus pemerkosaan di mes karyawan Polyta Global Mandiri, Jalan Raya Perancis Pergudangan 8, Dadap, Kecamatan Kosambi, Tangerang, Banten, Kamis, 19 Mei 2016 rumah orang tua korban di Desa Pegandikan, Kecamatan Lebak Wangi, Kabupaten Serang, terus didatangi sejumlah kerabat dan belasan teman kerja korban.
Pihak keluarga masih berduka atas meninggalnya Eno yang dihabisi dengan cara diperkosa dan dibunuh oleh tiga pelaku dengan gagang cangkul.
Sementara itu belasan teman kerja Eno menyempatkan untuk berziarah ke makam Eno. Bahkan beberapa teman kerja korban menangis dan nyaris pingsan saat berziarah di pemakaman. Mereka menyesalkan atas kematian Eno yang dibunuh dengan keji.
Kematian Eno meninggalkan duka mendalam bagi teman–teman kerjanya. Oleh teman kerjanya Eno dikenal sebagai pekerja yang baik dan suka menolong sesama teman kerjanya. Eno juga dikenal sebagai pribadi yang santun dan selalu menghormati teman kerjanya sendiri. Teman–teman Eno berharap agar ketiga pelaku yang menghabisi Eno dihukum berat.
Kematian Eno Farihah juga meninggalkan duka mendalam bagi anggotaa keluarga dan orang tuanya. Arif Fikri, ayah kandung Eno, mengaku merasa bersalah kepada korban, karena tidak bisa menuruti keinginan Eno yang menginginkan sepeda motor untuk bekerja.
Meski ketiga pelaku yang memperkosa dan membunuh Eno terancam hukuman seumur hidup, pihak keluarga korban berharap agar ketiga pelaku yang tega menghilangkan nyawa dihukum mati. Karena cara ketiga pelaku menghilangkan nyawa Eno biadab dan keji.
Jurnalis Video: Darma Wijaya
Editor dan Pengisi Suara: Ngarto Februana
Subscribe: https://www.youtube.com/c/tempovideochannel
Official Website: http://www.tempo.co
Official Video Channel on Website: http://video.tempo.co
Facebook: https://www.facebook.com/TempoMedia
Twitter: https://twitter.com/tempodotco
Google Plus: https://plus.google.com/+TempoVideoChannel