Diduga Gangguan Jiwa, Wanita di Ciracap Sukabumi Menghuni Saung Sempit

2022-11-15 26

Kondisi malang dialami wanita berinisial S (42 tahun) warga Desa Gunungbatu, Kecamatan Ciracap, Kabupaten Sukabumi. S diduga mengalami gangguan jiwa dan terpaksa tinggal di saung sempit.

Warga setempat, D (64 tahun), mengatakan kondisi tersebut dialami S sepulang bekerja dari Jakarta pada 2001. Anak keempat dari enam bersaudara itu pergi ke Jakarta saat usia 13 tahun dan bekerja delapan tahun di sana.

S bekerja sebagai pembantu rumah tangga di Jakarta. "Sekitar delapan tahun bekerja di sana, 2001 pulang ke kampung, dijemput kakaknya. Majikannya bilang S sakit," kata D kepada sukabumiupdate.com, Selasa (15/11/2022).

D menyebut kedua orang tua S sudah meninggal dunia sehingga sepulangnya ke Sukabumi, S tinggal bersama kakak dan istri kakaknya di Desa Gunungbatu. Sejak itu dugaan gangguan jiwa yang dialami S semakin parah.

Menurut D, perempuan yang belum menikah ini sering bicara sendiri dengan suara keras bahkan terkadang akan kabur. Tetangga merasa takut sehingga S kerap dibawa ke tempat kakaknya bekerja sebagai penyadap gula merah.

"Di sana (tempat kerja kakaknya) S diikat di pohon karena takut kabur," ujar D.

Setelah beberapa tahun selalu dibawa ke tempat kerja kakaknya, akhirnya keluarga membuatkan S saung ukuran 2x3 meter dengan tiang bambu dan dinding bilik serta atap daun ilalang. S menempati bangunan yang letaknya di belakang rumah kakaknya ini tepatnya dekat kebun bambu, selama tiga tahun.

Namun melihat saung itu tidak layak, warga setempat gotong royong membangun saung yang lebih kokoh dan aman ukuran 2x2,2 meter menggunakan kayu, genting, dan dinding yang lebih kuat. Saung ini berlokasi di samping rumah kakak S.

"Saung itu baru ditempati tiga tahun, tapi di dalam saung tidak ada tempat kencing maupun BAB," kata D. "Yang mengurus selama ini kakaknya, setiap pulang menyadap, beri makan, buang berak, dan memandikan," imbuh dia.

"Dari pengakuan kakaknya, adiknya itu belum pernah ditangani secara medis karena terkendala biaya. Hanya pernah ke orang pintar," ujar D.

Sementara SJ, kakak ipar S, mengatakan selama ini tidak pernah mendapat bantuan dari pemerintah baik berupa sembako maupun uang. "Dengan kondisi seadanya kami mengurus adik suami yang gangguan jiwa," katanya.

Free Traffic Exchange