Menanti Keadilan bagi Korban Tragedi Kanjuruhan

2022-11-07 92

MALANG, KOMPAS.TV - Emosi dan tangis Devi Antok tak terbendung, saat proses autopsi dua jenazah anaknya berlangsung.

Ia pun terkulai lemas, tak kuat menahan sakit dan pilu, mengingat dua anak tercintanya telah tiada akibat Tragedi Kanjuruhan 1 Oktober 2022 lalu.

Autopsi terhadap kedua anaknya digelar kemarin (6/11), di permakaman Desa Sukolilo, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

Keluarga korban berharap, hasil autopsi bisa mengungkap tindak pidana penyebab Tragedi Kanjuruhan dan adanya keadilan atas hilangnya nyawa keluarga mereka.

Ya, autopsi dua jenazah korban Tragedi Kanjuruhan, digelar Sabtu (5/11) kemarin di Malang, Jawa Timur.

Proses autopsi turut dipantau Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF).

Anggota TGIPF, Irjen Armed Wijaya mengatakan, TGIPF akan terus mengawasi proses hukum Tragedi Kanjuruhan.

Hasil autopsi ini, diharapkan dapat mengungkap jelas penyebab kematian dalam Tragedi Kanjuruhan yang menewaskan lebih dari 100 orang.

Hasil autopsi ini nantinya akan dimasukkan sebagai tambahan bukti baru.

Tim Dokter Forensik yang melakukan autopsi dipimpin langsung oleh Ketua Perhimpunan Dokter Forensik Indonesia (PDFI) Jawa Timur, Dokter Nabil Bahasuan.

Nabil mengatakan bahwa PDFI Jatim membentuk tim independen yang terdiri dari dua penasihat dan enam operator.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/345677/menanti-keadilan-bagi-korban-tragedi-kanjuruhan