BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Deretan ayunan yang terbuat dari tiga lapis tapih bahalai atau sarung panjang menggantung dilengkapi dengan hiasan yang menggantung diatas ayunan dan terdiri atas daun janur wadai Khas Banjar serta pisang.
Prosesi mengayun anak di atas kain dengan iringan syair maulid ini merupakan tradisi masyarakat Banjar Kalimantan Selatan untuk memperingati hari kelahiran atau Maulid Nabi Muhammad SAW yang dinamai tradisi Baayun Maulid.
Baca Juga Tradisi Mosango Suku Pamona Terancam Hilang di https://www.kompas.tv/article/340485/tradisi-mosango-suku-pamona-terancam-hilang
Dalam sejarahnya tradisi ini lahir dari upacara yang dilakukan nenek moyang untuk memohon keselamatan dan menolak bala, seiring masuknya islam ke tanah kalimantan bacaan yang dulu dirapalkan diganti dengan sholawat dan ayat-ayat Al-Quran.
Warga yang mengayun anaknya mengaku tradisi ini merupakan tradisi turun menurun yang setiap tahun wajib diikuti agar mendapat keberkahan.
Melalui tradisi ini warga berharap, anak-anak mereka akan memiliki akhlak yang mulia seperti sikap yang dimiliki Nabi Muhammad SAW, serta orang dewasa yang mengikuti juga mendapat keberkahan.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/340646/peringati-maulid-nabi-warga-banjarmasin-gelar-tradisi-baayun-maulid-berikut-selengkapnya