MADIUN, KOMPAS.TV - Upacara peringatan Hari Kesaktian Pancasila di Kabupaten Madiun, dipusatkan di monumen korban keganasan PKI 1948 di Kecamatan Wungu. Upacara yang dilaksanakan di monumen yang dikenal dengan nama Monumen Kresek ini, juga sebagai upaya untuk menghilangkan stigma negatif yang selama ini berkembang di masyarakat.
Upacara sengaja digelar di monumen ini, sebagai pengingat para generasi muda untuk tidak melupakan sejarah kelam pada 1965 silam, yang menyebabkan gugurnya 7 pahlawan revolusi kala itu. Peringatan tanggal 1 Pktober ini tak lepas dari sejarah peristiwa G30S PKI.
Selain itu, ini juga sebagai pengingat tentang pentingnya ideologi Pancasila sebagai dasar negara Indonesia. Apalagi monumen Kresek sendiri juga memiliki sejarah kelam pada 18 sSeptember 1948, dimana terdapat pembantaian terhadap 17 orang tokoh asal Madiun oleh simpatisan PKI.
17 tokoh tersebut diantaranya mulai dari tokoh agama, pegawai pemerintahan, tentara, polisi, hingga wartawan, yang dibantai secara kejam oleh simpatisan PKI yang pimpinan Muso. Kini nama nama korban keganasan PKI 1948 diabadikan dalam sebuah prasasti di area Monumen Kresek.
Disamping itu, menurut Bupati Madiun Ahmad Dawami, upacara yang dilaksanakan di monumen kresek ini, juga penting untuk kembali meluruskan tentang stigma negatif tentang Madiun yang selama ini dianggap basis PKI.
Bupati menegaskan jika Madiun bukanlah bagian dari PKI dan kala itu hanya dijadikan pusat aksi saja. Saat ini kompleks Monumen Kresek atau monumen korban keganasan PKI 1948 di Madiun telah dijadikan sebagai wisata edukasi dan sejarah.
#beritamadiun
#monumenkresek
#kesaktianpancasila
#pancasilasakti
#pancasila
#pkimuso
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/334464/peringatan-hari-kesaktian-pancasila-di-monumen-korban-keganasan-pki-1948