LUMAJANG, KOMPAS.TV - Naiknya harga bahan bakar minyak atau BBM, tak hanya berdampak kepada pemilik kendaraan, para pengusaha pertashop juga terancam gulung tikar.
Pertashop merupakan stasiun pengisian bahan bakar umum atau SPBU, yang hanya melayani pembelian pertamax. SPBU ini merupakan UMKM bentukan pemerintah melalui PT Pertamina.
Pasca kenaikan harga BBM, 35 pengelola pertashop di Kabupaten Lumajang Jawa Timur mengeluhkan sepinya pembeli. Saat ini konsumen lebih banyak beralih ke pertalite, karena lebih murah dan selisih harganya dengan pertamax sangat jauh.
Baca Juga Dampak Harga BBM Naik, Harga Cabai Tembus 60 Ribu Rupiah di https://www.kompas.tv/article/326371/dampak-harga-bbm-naik-harga-cabai-tembus-60-ribu-rupiah
Kondisi itu membuat pengusaha pertashop berada di ambang kebangkrutan, karena omzet dagangannya turun drastis.
Salah satu pengelola pertashop, Mahendra mengatakan bahwa sebelum harga BBM naik, satu pertashop bisa menjual 700 hingga 1.000 liter pertamax per hari. Namun kini, hanya mampu menjual 100 liter BBM per hari.
Pengusaha pertashop berharap pemerintah menurunkan harga pertamax agar selisih harga dengan pertalite hanya 1.500 bukan 4.500. Karena selisih harga yang banyak membuat warga justru beralih ke BBM subsidi.
#Pertashop #PertamaxKemahalan #DampakBBMNaik
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/333682/sebulan-harga-bbm-naik-pengusaha-pertashop-terancam-gulung-tikar