BANJARMASIN, KOMPAS.TV - Daun nipah yang biasanya jadi alternatif pembungkus ketupat dijadikan helinda, warga di Jalan 9 November, Banjarmasin sebagai pernak-pernik badudus, sebuah tradisi mandi pengantin atau siraman yang dilakukan sebelum resepsi perkawinan adat Banjar.
Helinda pun tampak piawai membuat anyaman dari daun nipah dengan motif halilipan, atau menyerupai serangga lipan.
Sementara Ramlan, sang suami membentuk anyaman motif gegelangan yang menyerupai rantai.
Daun nipah yang mereka anyam dalam tradisi badudus ditujukan sebagai bentuk pensucian diri calon pengantin dan membentengi diri dari berbagai masalah kejiwaan yang datang dari luar ataupun dalam diri.
Baca Juga Kemunculan Mural Kaesang dan Calon Istri di Solo Jelang Rencana Pernikahan di https://www.kompas.tv/article/330478/kemunculan-mural-kaesang-dan-calon-istri-di-solo-jelang-rencana-pernikahan
Proses pembuatan anyaman pernak-pernik badudus memerlukan waktu tiga jam pengerjaan.
Usaha yang sudah digelutinya selama lebih dari 15 tahun ini menjadikan sumber pendapatannya bersama sang suami.
Pendapatan lebih dari Rp2 juta per bulan bisa ia dapatkan dengan sekitar 10 pesanan per minggu dan harga per paket sebesar Rp55 ribu.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/331636/cerita-suami-istri-di-banjarmasin-usaha-anyaman-pernak-pernik-badudus-dari-daun-nipah