YLKI Sebut Konversi Kompor Gas ke Kompor Listrik Akan Sulit & Butuh Waktu untuk Diterima Masyarakat

2022-09-22 540

JAKARTA, KOMPAS.TV - Benarkah subsidi elpiji tidak tepat sasaran? Dan akankah konversi kompor ini akan diterima masyarakat dengan mudah?

Kompas TV bahas bersama Eddy Soeparno, Wakil Ketua Komisi VII fraksi PAN; dan Tulus Abadi, Ketua Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI).

Ya, sejak bulan Juli lalu, PLN Bali telah mendistribusikan 1.002 kompor induksi ke 15 desa yang tersebar di Kecamatan Denpasar Selatan dan Denpasar Timur.

Kompor yang dibagikan secara gratis ini terdiri dari kompor induksi dua tungku dan kompor utensil.

Selain Bali, dua kota uji coba konversi kompor listrik adalah Solo dan daerah Sumatera Utara.

Uji coba ini dilakukan oleh PLN dengan menyasar rumah tangga dan UMKM, dengan konsumsi listrik antara 450 hingga 900 volt amper.

Ide konversi ini awalnya disampaikan oleh Direktur Utama PT PLN, Darmawan Prasodjo, saat rapat dengan pendapat dengan Komisi VII DPR, 14 September 2022 lalu.

Pemerintah mengklaim konversi jadi salah satu upaya mengurangi subsidi elpiji 3 kilogram.

Data Kementerian ESDM pada tahun 2021, terdapat lebih dari 8 juta ton penggunaan gas elpiji di sektor rumah tangga; di mana angka ini naik sekitar dua persen dari tahun sebelumnya.

Namun wakil Ketua Komisi VII DPR, Maman Abdurrahman meminta PLN jangan buru-buru menetapkan konversi ini sebagai program nasional; karena perlu kajian dan uji coba dalam waktu yang cukup panjang.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Energy Watch, Mamit Setiawan menyebut konversi ini akan berdampak pada penghematan anggaran terlebih lagi 70 persen elpiji saat ini adalah hasil impor dari luar negeri.

Meskipun pemerintah akan mengonversi kompor gas elpiji ke kompor listrik induksi untuk rumah tangga, tapi penjualan elpiji tidak akan dihapus sepenuhnya.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/331158/ylki-sebut-konversi-kompor-gas-ke-kompor-listrik-akan-sulit-butuh-waktu-untuk-diterima-masyarakat