DEMAK, KOMPAS.TV - Jembatan kayu sepanjang 40 meter ini adalah andalan warga untuk melintasi Sungai Wulan yang menghubungkan Desa Kedungwaru Lor di Demak, degan Desa Setrokalangan di Kudus, Jawa Tengah.
Kebanyakan pengguna jembatan adalah para perempuan yang bekerja di Kabupaten Kudus, dan juga pelajar.
Keberadaan jembatan semi permanen ini penting, karena mempersingkat waktu dan jarak tempuh.
Jika menggunakan jalan utama, warga harus memutar jalan sejauh 20 kilometer.
Karena dianggap membantu, jembatan ini pun menjadi pilihan warga, meski harus mengambil risiko.
Baca Juga Jembatan Kuno Glodok dan Jalur Air Batavia Ditemukan dalam Pembangunan MRT Fase 2, akan Masuk Museum di https://www.kompas.tv/article/330424/jembatan-kuno-glodok-dan-jalur-air-batavia-ditemukan-dalam-pembangunan-mrt-fase-2-akan-masuk-museum
Lebar jembatan hanya 1 meter.
Jika tidak berhati-hati, warga bisa terjatuh ke sungai.
Para pemotor, pesepeda dan pejalan kaki harus bersabar untuk bergantian melintasi jembatan.
Ramainya pelintas, juga dikhawatirkan membuat jembatan lebih cepat rusak.
Jembatan Sungai Wulan ini terutama digunakan warga saat musim kemarau.
Sementara di musim hujan, warga tidak berani melintas karena akses menuju jembatan licin.
Sebagian warga beralih menggunakan perahu, untuk menyeberangi sungai, dan pemotor meggunakan jalan utama pantura.
Jembatan ini menjadi penyangga aktivitas sosial dan ekonomi, meski warga harus menghadapi risiko terjatuh tiap kali digunakan.
Untuk itu, warga berharap sebuah jembatan yang layak bisa dibangun.
Jembatan darurat di Sungai Wulan ini sudah ada sejak 20 tahun lalu.
Selama ini, perbaikan dan pemeliharaannya dilakukan swadaya oleh warga.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/331001/kecil-rapuh-jembatan-darurat-berumur-20-tahun-di-demak-ini-tetap-dijadikan-akses-jalan-bagi-warga