KOMPAS.TV - Ibadah haji kerap menjadi momentum yang bersejarah dalam perjalanan hidup seseorang.
Tak terkecuali Ajini bin Senen Hin Hasan seorang penyandang disabilitas yang mendapat hadiah ke tanah suci tahun ini.
Keterbatasan tak pernah menyurutkan niat ajini untuk berhaji. Jemaah dari Kabupaten Bangka Barat, Bangka Belitung ini yakin meski tak bisa melihat kabah ia akan tetap merasakan keberkahannya lewat tangan sesama.
Baca Juga Kemenag: Hari ini 81.612 Jemaah Haji Tiba di Tanah Air, 86 Wafat di https://www.kompas.tv/article/317274/kemenag-hari-ini-81-612-jemaah-haji-tiba-di-tanah-air-86-wafat
Selama hampir 40 hari di tanah suci, guru ngaji ini bersyukur karena selalu ada jemaah dan petugas yang tak lelah menuntunnya selama beribadah.
Saat tawaf misalnya, ada pemuda asal Lombok yang sigap mendorong kursi rodanya hingga tujuh putaran.
Begitu pula saat puncak haji di Arafah hingga Mina, petugas sigap menggendongnya hingga memberi pertolongan medis.
Pria usia 55 tahun ini juga mengajak difabel lainnya agar tak ragu berhaji. Menurutnya, fasilitas penunjang disabilitas selama di tanah suci sudah cukup baik.
Ya, dari Ajini kita belajar bahwa tetap bisa mensyukuri nikmat meski tak dalam bentuk sama.
Sejak menerima hadiah naik haji dari pemerintah setempat, ia pun meyakini bisa melihat kabah lewat mata hati.
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/317818/kisah-guru-ngaji-tunanetra-dapat-hadiah-pergi-ke-tanah-suci