Bauran Kebijakan Bank Indonesia Sikapi Ketidakpastian Ekonomi

2022-07-28 1

JAKARTA, KOMPAS.TV - Bank Indonesia memutuskan, mempertahankan BI-7 Day Reverse Repo Rate, sebesar 3,5 persen, suku bunga deposit facility 2,75 persen, dan suku bunga lending facility sebesar 4,25 persen.

Inflasi meningkat seiring dengan kenaikan harga komoditas dunia, dan gangguan pasokan, akibat cuaca.

Ia juga mengatakan, secara tahunan, inflasi indeks harga konsumen pada Juni tahun ini, tercatat 4,35 persen.

Untuk inflasi inti, tetap terjaga sebesar 2,63 persen.

Keputusan mempertahankan suku bunga, juga disertai dengan penguatan bauran kebijakan oleh Bank Indonesia.

Yakni, memperkuat operasi moneter sebagai langkah pre-emptive dan forward looking.

Untuk memitigasi risiko kenaikan ekspektasi inflasi dan inflasi inti, melalui kenaikan struktur suku bunga di pasar uang dan penjualan SBN di pasar sekunder.

Bank Indonesia juga memperkuat stabilisasi nilai tukar rupiah, sebagai bagian untuk pengendalian inflasi, melalui intervensi di pasar valas, yang didukung dengan penguatan operasi moneter.

Bauran kebijakan juga dilakukan dengan memperluas Qris antarnegara, antara lain melalui akselerasi implementasi, piloting dengan penyelesaian transaksi menggunakan mata uang lokal (local currency settlement), dengan negara-negara di Asia, serta melaksanakan Pekan Qris Nasional, untuk pencapaian target 15 juta pengguna baru.

Bank Indonesia terus memastikan operasionalisasi standar nasional open api pembayaran (snap), khususnya penyedia jasa pembayaran (pjp), first mover berjalan lancar, dan mempersiapkan implementasi second mover dengan target desember 2022.

Tak hanya itu. Bank Indonesia memperkuat kebijakan internasional, dengan memperluas kerja sama dengan bank sentral, dan otoritas negara mitra lainnya, serta bersama kementerian keuangan, menyukseskan 6 agenda prioritas jalur keuangan Presidensi Indonesia pada G20 tahun 2022.

Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/313583/bauran-kebijakan-bank-indonesia-sikapi-ketidakpastian-ekonomi