SEMARANG, KOMPAS.TV - Naiknya sejumlah bahan baku pada kuartal kedua tahun 2022 berdampak pada seluruh lapisan masyarakat, tak terkecuali penjual pisang molen di Kota Semarang, Jawa Tengah. Harga bahan baku tepung terigu yang semula Rp 200.000 per karung, kini menjadi Rp 248.000 per karungnya. Sedangkan harga mentega dan telur juga masih tinggi.
Reza, salah seorang penjual molen di Kota Semarang, harus mengalami dampak kenaikan dari harga kebutuhan pokok tersebut. Selama delapan tahun berjualan, ia terpaksa harus mengurangi ukuran molen yang dijual. Setidaknya, harga molen yang dijualnya masih dengan harga lama, yakni Rp 500 per biji.
Sebelumnya, pada awal tahun 2020 saat pandemi Covid-19, Reza sempat memiliki enam lapak molen yang harus merumahkan empat orang karyawannya. Satu lapak dagangannya harus terpaksa ditutup, dan satu lapak lagi harus ia jual. Kini, Reza hanya memiliki empat lapak saja, yang masing-masing tersebar di Kecamatan Karangawen, Klipang Raya, Gemah, dan Meteseh, Kota Semarang.
Reza merasa, minat pembeli terhadap dagangannya pun kian hari kian menurun. Jika biasanya sehari ia dapat menjual 25 kilogram molen per lapak, kini hanya dapat menjual 15 kilogram per lapak. Reza mengatakan, jika situasinya terus seperti ini, ia berencana untuk memecah lapaknya. Reza juga ingin membuka lapak di tempat baru dan mencari konsumen baru, tanpa mengurangi karyawannya.
"Kendalanya bahan pokok kian hari naik terus, seperti minyak, tepung, gula dan mentega. Bagi keuntungan ya menurun, tidak seperti dulu," kata Reza.
Pisang molen yang dijual oleh Reza memiliki aneka varian rasa, seperti pisang, nanas, coklat, strawberry, blueberry, ketan hitam, kacang hijau, dan ubi. Selain menjual secara langsung di lapak, ia pun mempromosikan molennya melalui media online seperti Facebook dan Whatsapp. Ia juga menerima pesanan molen untuk berbagai acara, seperti ulang tahun dan hajatan.
#penjualpisangmolen #lapak #hargakebutuhanpokok
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/311539/penjual-molen-di-kota-semarang-cuma-bertahan-di-tengah-mahalnya-bahan-baku