BALI, KOMPAS TV - Menteri Keuangan RI Sri Mulyani menyebut kondisi ekonomi dunia dan krisis pangan belum pulih karena beberapa hal.
Belum selesainya pandemi Covid-19 dan berangsurnya perang di Ukraina menjadi sebab utama.
Hal tersebut berdampak pada memburuknya krisis pangan di dunia, termasuk di Indonesia.
Baca Juga G20 Bahas Krisis Pangan & Energi Dunia, Sri Mulyani: Akhir 2022 Harga Pangan Bisa Naik 20 Persen! di https://www.kompas.tv/article/309766/g20-bahas-krisis-pangan-energi-dunia-sri-mulyani-akhir-2022-harga-pangan-bisa-naik-20-persen
"Sekarang kita menyaksikan dan diperingatkan oleh peningkatan kelaparan di dunia." ujar Sri Mulyani.
"Perang di Ukraina, dan pembatasan ekspor yang memburuk, memperparah dampak dari pandemi Covid-19," lanjutnya.
Ia menyebut harga pangan dunia yang kini melonjak hingga 13 persen, bisa terus melonjak hingga 20 persen.
Sri Mulyani memprediksi krisis pangan akan memburuk hingga akhir tahun 2022.
Gangguan pasokan serta ketidakcocokan permintaan dan ketersediaan jadi sebab utama melonjaknya harga pangan.
"Tantangan ekonomi global kemungkinan akan tetap membuat harga pangan tinggi," lanjut Sri Mulyani.
"Situasi di sini, 2022, diproyeksikan akan tetap memburuk. Ini bukan berita baik untuk kita semua." tuturnya.
Video Editor: Laurensius Galih
Artikel ini bisa dilihat di : https://www.kompas.tv/article/309905/sri-mulyani-di-seminar-g20-kiris-pangan-diproyeksikan-memburuk-hingga-akhir-2022